JCCNetwork.id- Polisi masih terus menyelidiki kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang siswi SMP berinisial AA (13) di Palembang. Salah satu barang bukti penting, yaitu sandal milik korban, diduga telah dibakar oleh para pelaku untuk menghilangkan jejak. Hingga kini, sandal tersebut masih dalam pencarian oleh pihak berwenang.
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon, berpendapat bahwa pembakaran sandal korban bisa didasari beberapa faktor, termasuk unsur mitos atau sebagai upaya menghilangkan bukti kejahatan.
“Bisa saja (mitos). Ya bisa bersamaan, menghilangkan jejak sekalgus ketakutan (ada korban meninggal),” kata Josias, Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Josias juga menegaskan pentingnya penyidik untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Hukuman terhadap para pelaku, baik anak-anak maupun dewasa, harus sesuai dengan hukum pidana yang berlaku.
“Hukuman berlaku sebagaimana hukum pidana terkait kejahatan pemerkosaan dan pembunuhan. Maksimal hukuman tentu memperhatikan kategori pelaku anak atau dewasa,” ujar Josias.
Kasus ini mencuat setelah peristiwa tragis pemerkosaan dan pembunuhan terhadap AA menjadi viral di media sosial. Dalam waktu dua hari, polisi berhasil menangkap empat pelaku yang semuanya masih di bawah umur, dengan inisial IS, MS, MZ, dan AS.
Para pelaku dihukum dengan pasal perlindungan anak serta pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda maksimal Rp3 miliar.
Polisi juga sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga pelaku dan Dinas Sosial untuk memastikan tanggung jawab, serta rencana rehabilitasi bagi para tersangka di panti rehabilitasi Indralaya.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan beberapa barang bukti seperti pakaian korban, namun sandal yang diduga dibakar pelaku masih dalam pencarian.
“Untuk sandal korban hingga kini masih di cari yang katanya di bakar,” kata Kapolrestabes.
“Bahwa keragaman di Indonesia ini adalah kekuatan dan harus dipelihara menjadi blasing saat pertemuan dengan saya. Dan saya mengikuti dari rangkaian awal ini merupakan anugrah bagi Indonesia atas perbedaan yang dimiliki,” ujar dia.
“Beliau juga memesankan kepada seluruh warga Indonesia khusunya umat Katolik bahwa lingkungan juga harus dijaga. Ini Senanda apa yang sudah disampaikan presiden kepada kita semua,” sambung dia.