JCCNetwork.id- Belakangan ini, sebuah peristiwa mengejutkan mencuat ke permukaan ketika polisi di Kota Padang membubarkan sekelompok pendemo di sekitar area Masjid Raya Sumatera Barat. Berita ini dengan cepat menyebar di media sosial (medsos), di mana narasi yang terkadang tidak terverifikasi mengundang perhatian publik.
Dalam beberapa postingan di medsos, disebutkan bahwa polisi melakukan penangkapan dengan cara yang kontroversial di dalam masjid. Gambar yang beredar menunjukkan anggota pasukan Brimob berpakaian lengkap, bahkan mengenakan sepatu, saat masuk ke dalam masjid.
Sebuah potongan video juga menunjukkan anggota Brimob yang menginjak sajadah merah, membuat lantai masjid tampak kotor.
Video ini segera menjadi viral dan mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Namun, perlu diingat bahwa tanggung jawab moral dan etika berita di era media sosial haruslah dipegang teguh. Menurut Pengamat Media Sosial, Hariqo Satria, pengguna media sosial harus menyadari dampak dari unggahan mereka.
“Berbeda dengan media massa arus utama atau media pers. Mereka patuh pada UU pers dan harus ada proses verifikasi dan cover both side,” ujar Hariqo Satria, dikutip Selasa (8/8/2023).
Perbedaan yang jelas terlihat antara media massa arus utama dan media sosial adalah dalam hal verifikasi berita. Media arus utama tunduk pada prinsip-prinsip jurnalistik dan harus melakukan verifikasi berita serta memberikan kesempatan bagi semua pihak untuk diwawancarai. Namun, di dunia media sosial, hal ini seringkali diabaikan.
Hariqo Satria merasa prihatin dengan perilaku masyarakat di media sosial. Banyak pengguna media sosial yang dengan mudahnya mengunggah dan mengomentari tanpa memastikan kebenaran informasi yang mereka bagikan. Semua bermula dari unggahan pertama yang kemudian menarik perhatian netizen.
Faktor daya tarik visual juga berperan penting dalam penyebaran berita di media sosial. Potongan video atau gambar dengan narasi menarik cenderung mendapatkan perhatian lebih banyak. Hal ini juga memicu beberapa netizen untuk berbagi ulang tanpa pertimbangan mendalam.
Hariqo Satria menekankan bahwa tanggung jawab atas unggahan tersebut sepenuhnya bergantung pada pemilik akun media sosial.
Sebelumnya, akun Instagram milik Yayasan LBH Indonesia mengunggah potongan video yang menampilkan anggota Brimob. Video tersebut menggambarkan adegan yang kontroversial, di mana anggota Brimob terlihat menginjak sajadah.
Di dalam captionnya, disebutkan bahwa polisi merangsek masuk ke Masjid Raya Padang, tempat aman bagi Masyarakat Air Bangis.