JCCNetwork.id- Sopir taksi online bernama Pudjiono (49) asal Jalan Keputran Panjunan, Surabaya, mengalami pembegalan oleh penumpangnya sendiri di kawasan Grha Gunung Anyar Tambak, Surabaya, pada Selasa (1/10/2024) sekitar pukul 09.00 WIB.
Pelaku diketahui bernama Maria Livia (23), warga Kelurahan Potulando, Ende Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pudjiono di tusuk di bagian leher dan wajah, dan saat ini sedang dirawat di RSUD dr Soetomo, Surabaya.
Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Sumianto Harsya Fahroni, menjelaskan bahwa pelaku sebelumnya memesan taksi online dari Apartemen Amor Pakuwon City dengan tujuan Jalan Mulyosari.
Setelah sampai, Maria meminta bantuan warga untuk memesan taksi lain menuju Gunung Anyar. Tak lama kemudian, korban Pudjiono tiba dengan mobil Daihatsu Sigra yang dikemudikannya.
Saat tiba di Graha Gunung Anyar Tambak, Maria menyerang Pudjiono dari kursi belakang dengan cara menjerat leher korban menggunakan tali tas.
Ketika Pudjiono melawan, Maria mengambil pisau dari tasnya dan menusuk leher korban, kemudian menurunkannya dari mobil dalam keadaan terluka parah.
“Karena korban melawan lalu pelaku mengambil pisau dari tas lalu ditusukkan di leher korban. Korban kesakitan lalu diturunkan dari mobil,” ujarnya.
Pelaku melarikan diri ke perumahan Royal Park di Jalan Raya Moedern Gunung Anyar Mas, dan dikejar oleh warga sekitar. Namun akibat panik, mobil yang dikendarai menabrak mobil warga sehingga rodanya tidak bisa bergerak. Pelaku pun berhasil diamankan oleh petugas keamanan setempat.
“Otomatis berhenti kemudian keluar diamankan sekuriti. Kami dihubungi langsung ke TKP,” paparnya.
Saat kejadian, korban ditemukan tergeletak di pinggir jalan dengan pisau masih menancap di lehernya. Ia segera dievakuasi oleh tim gabungan ke rumah sakit, sementara pelaku dibawa ke Polsek Gunung Anyar untuk diperiksa.
Motif di balik aksi kejahatan ini, menurut keterangan Harsya, adalah keinginan Maria untuk menjual mobil korban secara online dengan harga Rp 50 juta guna membiayai liburan sekaligus bekerja di Australia.
“Motif pelaku ingin menguasai mobilnya (korban) dia akan menjual mobil melalui online seharga Rp 50 juta. Dia butuh uang untuk pergi ke Australia liburan sekaligus kerja,” bebernya.
Tersangka yang merupakan lulusan perguruan tinggi swasta di Surabaya pada 2022 ini diketahui sedang menganggur dan mengaku baru pertama kali melakukan aksi kejahatan.
“Dia sempat mengaku ada kompolotan. Tapi setelah disisir tidak ketemu, itu hanya alibi. Dia pelaku tunggal,” tandasnya.