JCCNetwork.id- Pilkada 2024 menjadi ajang persaingan yang semakin ketat, khususnya di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil survei Teropong Kompas, calon gubernur Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menunjukkan angka elektabilitas yang hampir seimbang. Persaingan ini mencerminkan polarisasi yang kuat di kalangan pemilih Jakarta, mengingat keduanya memiliki basis pendukung yang solid dan rekam jejak yang berbeda dalam memimpin ibu kota.
Di sisi lain, Kaesang Pangarep, putra Presiden Jokowi, muncul sebagai nama baru dalam peta politik Jakarta. Elektabilitasnya, setara dengan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini, yang semuanya berada pada angka 1,0 persen. Kaesang, yang baru terjun ke dunia politik, menghadapi tantangan besar untuk mengukuhkan posisinya di antara calon-calon lain yang lebih berpengalaman.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando, menyarankan agar Kaesang lebih baik maju di Pilgub Jawa Tengah daripada Jakarta. Menurutnya, peluang kemenangan Kaesang lebih besar di Jateng, mengingat basis dukungan yang lebih kuat dan lingkungan politik yang mungkin lebih menguntungkan bagi seorang pendatang baru seperti Kaesang.
Sementara itu, di Jawa Timur, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tampaknya masih mempertimbangkan langkah-langkah strategis untuk Pilgub Jatim. PKB memilih untuk menunggu hingga batas waktu terakhir dalam menentukan calon gubernur dan wakil gubernur yang akan diusung untuk menghadapi Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak. Strategi ini menunjukkan bahwa PKB berhati-hati dalam mengambil keputusan dan mungkin tengah menunggu momentum yang tepat atau kandidat yang paling potensial untuk diusung.
Di Banten, dukungan relawan Pro Jokowi (Projo) terhadap Airin Rachmi Diany sebagai calon gubernur menjadi sorotan. Projo yang dikenal solid dan setia kepada Presiden Jokowi, memberikan sinyal kuat bahwa mereka akan mendukung Airin.