JCCNetwork.id- Hujan deras yang mengguyur Tiongkok telah menewaskan sedikitnya 30 orang dan menyebabkan puluhan lainnya hilang. Cuaca ekstrem yang melanda Negeri Tirai Bambu ini terjadi di tengah musim panas yang mencatatkan suhu terpanas dalam sejarah enam dekade terakhir.
Pengumuman terkait jumlah korban tewas tersebut disampaikan bersamaan dengan laporan dari otoritas cuaca yang menyebutkan bahwa Juli 2024 adalah bulan terpanas yang pernah tercatat di Tiongkok sejak pengamatan cuaca dimulai pada tahun 1961.
Sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, Tiongkok menghadapi dampak serius dari perubahan iklim. Para ilmuwan menyatakan bahwa emisi gas rumah kaca tersebut berkontribusi pada semakin sering dan intensnya cuaca ekstrem.
Gelombang panas yang melanda sebagian besar wilayah utara Tiongkok telah memicu berbagai bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor di wilayah tengah dan selatan negara tersebut. Hujan deras yang terjadi pekan ini dipicu oleh Topan Gaemi, yang bergerak dari Filipina dan Taiwan, kemudian menghantam daratan Tiongkok bagian timur.
“Lebih dari 11.000 orang dievakuasi dari kota Zixing setelah beberapa daerah dilanda hujan lebat 645ml hanya dalam 24 jam,” lapor kantor berita negara Xinhua, Jumat, 2 Agustus 2024.
Banyak jalan yang menghubungkan kota-kota di daerah Zixing terputus, mempengaruhi pasokan listrik dan infrastruktur komunikasi. Namun, pada Kamis lalu, televisi negara CCTV melaporkan bahwa sebagian besar gangguan tersebut telah berakhir.
“Temuan awal menunjukkan bahwa ada 30 kematian dan 35 orang hilang,” kata laporan itu, seraya menambahkan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan masih berlangsung.
Pada Selasa lalu, Xinhua melaporkan bahwa empat orang tewas dan tiga lainnya hilang di Zixing. Selain itu, tiga orang tewas di daerah Yongxing, Hunan, sementara tanah longsor pada hari Minggu menewaskan 15 orang di tempat lain di provinsi tersebut.
Badan cuaca nasional juga mengonfirmasi bahwa bulan Juli lalu adalah “Juli terpanas sejak pengamatan lengkap dimulai pada tahun 1961, dan bulan terpanas dalam sejarah pengamatan,” kata kantor cuaca nasional.
Dikatakan bahwa suhu udara rata-rata di bulan Juli di Tiongkok adalah 23,21 derajat Celsius, melampaui rekor sebelumnya sebesar 23,17 derajat Celsius pada 2017.
Suhu rata-rata di setiap provinsi juga “lebih tinggi dari rata-rata tahun-tahun sebelumnya”, dengan provinsi-provinsi barat daya Guizhou dan Yunnan mencatat suhu rata-rata tertinggi, kata kantor cuaca.
Diperkirakan suhu akan terus meningkat di wilayah timur minggu ini, termasuk Shanghai, di mana peringatan merah untuk suhu panas ekstrem diberlakukan pada hari Kamis.
“Minggu depan akan sama saja. Rasanya seperti berada di atas pelat besi,” tulis seorang pengguna platform media sosial Weibo menanggapi peringatan suhu panas di kota besar itu.
Kota Hangzhou, yang terletak dekat Shanghai, diperkirakan akan mencapai suhu 43 derajat Celsius pada hari Sabtu, yang akan memecahkan rekor sepanjang masa, kata kantor cuaca. Sementara itu, bagian tengah dan hilir Sungai Yangtze kemungkinan akan mengalami suhu harian yang tidak turun di bawah 30 derajat Celsius.