Penyakit Sosial, Pemalas Membawa Sial dan Petaka

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNerwork.id – Orang miskin jadi sukses, ada. Orang jelek jadi sukses, ada. Bahkan Orang berkebutuhan khusus (cacat) jadi sukses, ada. Yang tidak ada, dan tak pernah ada orang malas jadi sukses. Begitu kata bijak berseliweran di media sosial.

Dalam British Journal of Sports Medicine, Dr. Richard Weiler mengatakan, kemalasan dikategorikan sebagai penyakit.

- Advertisement -

Selain bikin sengsara dan menjadi beban orang lain, malas juga berdampak kepada penyakit berbahaya seperti stress. Sehingga bisa disimpulkan bahwa malas adalah sumber penyakit.

Memicu kemiskinan dan masalah sosial lainnya. Selain ekonomi, hal ini juga biasanya disertai dengan masalah emosional, relasi, fisik, spiritual, hingga kesehatan.

Orang yang malas pastinya tidak akan sempat belajar tentang ‘ilmu hidup’, ataupun melatih keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dan bertahan hidup selanjutnya. Peribahasa, hidup segan mati tak mau.

- Advertisement -

Hidup menjadi tidak sejahtera, semakin susah bahkan sengsara. Tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan bisa jadi hidup dalam kemiskinan . Memungkinkan terjadinya gangguan psikis yang berbahaya.

Pemalas akut itu mudah mengabaikan prioritas dan mengabaikan tugas. Mereka tidak sadar seberapa penting nilai tanggung jawab yang berada di pundaknya. Hal-hal lain yang tidak membutuhkan banyak usaha, seperti bersenang-senang malah lebih dipentingkan. Akhirnya jadi beban orang sekitar.

Malas adalah perilaku apatis yaitu sikap tidak peduli atau mempertimbangkan aspek emosional, sosial dan fisik kehidupan manusia. Jika perilaku apatis atau malas ini terus berlanjut, pasti akan menyebabkan stress bahkan depresi (gila).

Orang malas masih banyak ditemui di lingkungan masyarakat, kampung, perkotaan, bahkan di pelosok daerah. Hidupnya hanya sekedar makan, tidur, dan kesenangan semata.

Manusia malas pada tataran lingkup kehidupan sosial juga bisa dibilang sebagai penyakit masyarakat. Hal itu merupakan perilaku menyimpang yang terjadi dalam sosial masyarakat.

Penyakit masyarakat atau dengan kata lain penyakit sosial merupakan suatu keadaan yang dianggap tidak sesuai dengan norma hukum yang berlaku, adat istiadat, kebiasaan dan norma agama.

Tidak peduli dengan nasib keluarga, anak dan isteri. Kerjaannya duduk nongkrong, tertawa dari pagi, siang, hingga larut malam. Sehari-hari begitu hidupnya.

Hidup tanpa aturan, mengiba memelas untuk kebutuhan hidup makan sehari-hari. Tanpa mau lelah bekerja, dalam benak pikirannya hanya enak dan enak melihat orang lain sukses.

Penyakit kemalasan bisa menular dan menjalar ke orang lain. Mereka yang malas mendoktrin prinsip hidup yang tak mau kerja keras, praktis dan terus menerus minta bantuan kasihan orang lain.

“Ngapain kerja keras, cape. Hidup begini (tanpa kerja) juga bisa makan. Nanti juga ada yang ngasih bantuan, dari saudara, tetangga dan bansos dari Pak RT,” kata orang pemalas yang sering berucap.

Solusi agar orang waras dari penyakit malas, jika sudah akut malasnya dengan cara shock terapi. Diantaranya Bisa dengan cara diasingkan dari lingkungan, jangan beri bantuan belas kasihan.

Jika orang malas dipelihara, bakal merusak orang sekelilingnya yang masih waras. Menjalar dan menular ke sekelilingnya.

Bisa rusak lingkungan masyarakat jika ada orang pemalas. Negara bisa bangkrut lantaran terus menerus memasok kebutuhan ‘subsidi’ makan si pemalas.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Itel City 100 Mendarat di RI! HP Sejutaan Rasa Sultan, Bonusnya Bikin Ngiler

JCCNetwork.id - Pasar smartphone murah di Indonesia kembali kedatangan pendatang baru yang siap mengguncang persaingan. Itel resmi meluncurkan City 100, ponsel pintar edisi terbatas...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER