JCCNetwork.id – Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Ratna Komala Sari (37), warga Kampung Putat, RT 02 RW 01, Desa Sindangsari, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi diduga mengalami kekerasan yang dilakukan majikannya di Arab Saudi.
Dalam unggahan video, Ratna memaparkan kondisinya saat ini. Ia meminta tolong aga segera dipulangkan ke Indonesia lantaran sering sakit.
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ratna Komala Sari, TKW berasal dari Bekasi. Kepada pihak yang terkait di Arab Saudi, saya minta tolong ingin kembali ke tanah air. Pemkot dan Pemkab Bekasi terutama Presiden, saya ingin kembali, saya udah gak kuat disini,” keluh Ratna dalam video berdua 4,23 detik pada Kamis (3/8/23).
Ratna berangkat ke Arab Saudi pada 15 Oktober 2022 lalu. Dari video itu terlihat rawut wajah Ratna yang mengiba dan mengeluh akan kondisinya. Ia sempat membuat aduan ke pihak sponsor yang mengurus izin kerja di luar negeri. Namun, belum mendapat respon.
“Saya udah bikin laporan ke sponsor tapi gak ditanggapi, bahkan tidak percaya kalau saya dapat kekerasan fisik,” ungkapnya.
Ia tidak mengetahui, bila visa yang digunakan merupakan adalah visa Ziarah. Ketidaktahuannya lantaran Ratna tidak mengerti bahasa arab.
“Saya sering sakit-sakitan, bahkan sekarang pun kaki saya masih sakit. Untuk jalan aja saya tahan sakit. Tapi saya harus kerja di rumah orang gak bisa leha-leha (santai) . Sakit saya paksa buat bekerja,” tuturya.
Salah satu keluarga korban yaitu Salamatun Uyun, mengatakan, Ratna sudah bekerja di Saudi Arabia sebelum akhir tahun 2022. Uyun membenarkan, bila Ratna sepertinya tidak diperhatikan majikannya.
“Lagi sakit gak bisa ditolongin, sampai batuk darah. Saya bilang ke anak-anaknya, berdoa ke mamah,” ujarnya.
Dari komunikasi yang pernah Ia lakukan, Ratna juga terkurung di rumah majikannya. Dan diperlakukan tidak layak.
“Tiap anaknya pergi sekolah pintunya dikunci, terus pas anaknya udah pulang baru pintunya dibuka dikasih makan, Jadi di rumah gak ada makanan di kulkas katanya,” beber Uyun
Kata Uyun, Ratna tergiur jadi TKW lantaran kondisi hidupnya terlilit hutang. Hingga mengikuti pihak sponsor untuk jadi pekerja migran.
Pihak sponsor kemudian memberikan uang untuk anak-anaknya Rp 3 juta. Namun yang diterima keluarganya hanya Rp 2 juta. Ratna baru mendapatkan empat kali gaji, dari 10 bulan lamanya kerja jadi TKW.
“Nominal tiga jutaan, baru masuk dua, sisanya belum di transfer lagi sama sponsornya buat tunjangan anaknya yang berangkat,” ungkap Uyun.
Pihak keluarga Ratna berharap, Presiden RI, pemerintahan Kabupaten Bekasi, pihak terkait merespon keluhan Ratna.