JCCNetwork.id- Rencana komitmen investasi senilai USD2 miliar atau sekitar Rp33,6 triliun dari Qatar kepada Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai berpotensi memperkuat fondasi sistem keuangan Indonesia.
Analis pasar modal dan Founder Stocknow.id, Hendra Wardana, menilai suntikan dana ini akan menjadi katalis penting dalam menjaga stabilitas pasar modal dan memperkuat ekosistem investasi domestik.
“Pendanaan dari Qatar ini menjadi babak baru dalam upaya memperkuat fondasi keuangan nasional,” ujar Hendra kepada Media Indonesia, dikutip Selasa, 15 April 2025.
Menurut Hendra, dengan kapasitas dana yang besar serta dukungan politik yang kuat, BPI Danantara dapat memainkan peran strategis dalam meredam volatilitas pasar, menjaga kepercayaan investor, serta mendorong pertumbuhan ekonomi melalui strategi investasi jangka panjang yang terukur.
Ia menekankan bahwa kehadiran Danantara tak hanya menghadirkan sumber likuiditas baru, tetapi juga dapat berfungsi sebagai jangkar stabilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama ketika pasar menghadapi tekanan global maupun regional.
“Walau belum dapat sepenuhnya menggantikan peran asing, Danantara mampu berperan sebagai penyangga pasar di saat aksi jual asing membanjir, sehingga pasar tak mudah terguncang,” jelasnya.
Hendra menyebut bahwa meski belum sepenuhnya bisa menggantikan peran investor asing, Danantara mampu menjadi penyangga ketika terjadi aksi jual besar-besaran dari investor luar. Peran ini sangat penting agar IHSG tidak mudah terguncang oleh sentimen global.
Secara makro, ia melihat langkah investasi ini sebagai sinyal kuat dari pemerintah bahwa Indonesia serius membangun ekosistem investasi dalam negeri yang berdaya tahan. Jika alokasi dana dikelola dengan cermat, terutama untuk sektor-sektor strategis seperti energi terbarukan, teknologi, pangan, dan manufaktur nasional, maka dampaknya diyakini akan signifikan terhadap penguatan emiten lokal, peningkatan partisipasi investor institusi domestik, hingga penciptaan instrumen pasar baru yang lebih dalam dan terdiversifikasi.
“Yakni, memperkuat emiten lokal, menarik lebih banyak investor institusi domestik, hingga mendorong lahirnya instrumen pasar baru yang lebih dalam dan terdiversifikasi,” ucap dia.
Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan BPI Danantara dalam menjalankan peran strategisnya sangat bergantung pada kualitas tata kelola. Transparansi, profesionalisme, dan bebas dari intervensi politik disebut sebagai prasyarat utama agar tidak menimbulkan distorsi harga dan keraguan investor terhadap integritas pasar modal Indonesia.
“Ini mutlak dibutuhkan untuk menjaga agar Danantara benar-benar menjadi kekuatan yang mendorong pertumbuhan pasar, bukan justru menjadi risiko baru dalam sistem keuangan nasional,” ungkap dia.