Tradisi Paskah Unik dari Filipina hingga Larantuka

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id- Umat Kristiani di seluruh dunia, termasuk Asia Tenggara, akan memperingati Hari Raya Paskah pada Minggu, 20 April 2025. Peringatan yang dikenal sebagai salah satu hari suci dalam kalender Kristiani ini tidak hanya mengandung makna spiritual yang mendalam, namun juga menjadi ajang bertemunya iman dengan kekayaan budaya lokal di berbagai negara kawasan.

Di Asia Tenggara, Paskah dirayakan dengan beragam tradisi khas yang mencerminkan identitas religius dan budaya masyarakat setempat. Momentum libur panjang akhir pekan juga menjadi peluang bagi banyak orang untuk menyelami kembali akar sejarah serta nilai-nilai keimanan yang diwariskan secara turun-temurun.

- Advertisement -

Filipina, sebagai negara dengan populasi Katolik terbesar di Asia, menjalani Pekan Suci atau Holy Week dengan penuh kekhusyukan. Di ibu kota Manila, umat Katolik melaksanakan Visita Iglesia, yaitu ziarah ke tujuh gereja dalam satu malam untuk berdoa dan merenungkan pengorbanan Yesus Kristus.

Namun, puncak tradisi yang paling menyedot perhatian terjadi di San Fernando, Pampanga. Ribuan orang memadati kota ini untuk menyaksikan Senakulo, sebuah drama jalan salib yang menggambarkan kisah sengsara Yesus, yang diakhiri dengan aksi penyaliban nyata oleh para sukarelawan sebagai simbol pertobatan.

Di Indonesia, nuansa Paskah paling terasa di Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Kota ini menjadi pusat perayaan Semana Santa, sebuah tradisi Katolik yang telah diwarisi sejak abad ke-16 dari misionaris Portugis. Prosesi suci ini berlangsung selama tujuh hari, dan mencapai klimaks pada Jumat Agung.

- Advertisement -

Ribuan umat mengenakan pakaian serba hitam, mengarak Patung Tuan Ma (Bunda Maria) dan Tuan Ana (Yesus Kristus) melintasi jalan-jalan utama menuju Katedral Larantuka. Tradisi ini tidak hanya menjadi perayaan iman, tetapi juga ikon budaya dan pariwisata yang menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.

Meskipun bukan negara dengan mayoritas penduduk Katolik, Malaysia tetap merayakan Paskah dengan penuh makna, terutama di kota-kota bersejarah seperti Melaka. Di kota yang telah diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO ini, Misa Paskah digelar di gereja-gereja kolonial berarsitektur Portugis, termasuk St. Peter’s Church yang dibangun pada tahun 1710.

Melaka menawarkan suasana sakral yang berpadu dengan kekayaan sejarah dan budaya. Perayaan Paskah di sana tidak hanya menjadi peristiwa keagamaan, tetapi juga pengalaman budaya yang mempertemukan nilai-nilai Asia dan Eropa.

Menanggapi tingginya minat perjalanan selama perayaan Paskah, AirAsia MOVE menyatakan komitmennya dalam mendukung mobilitas wisatawan di kawasan. Platform perjalanan ini berupaya mempererat konektivitas antarkota dan antarnegara di ASEAN dengan menyediakan akses perjalanan yang terjangkau dan mudah diakses.

“Bagi AirAsia MOVE, Asia Tenggara bukan sekadar wilayah geografis, melainkan sebuah mosaik budaya yang kaya warna dan saling terhubung. Perjalanan wisata menjadi jendela bagi siapa saja untuk memahami, merasakan, dan merayakan keberagaman tersebut,” kata Amelia Virginia, Manager Marketing AirAsia MOVE Indonesia, dikutip.

Dengan berbagai tradisi unik di setiap negara, perayaan Paskah di Asia Tenggara bukan hanya momentum keagamaan, tetapi juga simbol hidupnya nilai-nilai kultural yang mempererat jalinan sosial dan spiritual masyarakat.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

FSH UIN Jakarta Luncurkan Siniar Dialektika, Produksi Konten Digital Bahas Soal Syariah dan Hukum

JCCNetwork.id- Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta secara resmi meluncurkan kanal digital berupa siniar (podcast) Dialektika yang membahas persoalan syariah dan hukum...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER