JCCNetwork.id- Pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sampang, Jawa Timur, akan diperketat menyusul insiden carok berdarah yang merenggut nyawa seorang saksi salah satu pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati. Langkah ini melibatkan pengerahan personel gabungan dari Brimob, Marinir TNI Angkatan Laut (AL), hingga TNI Angkatan Darat (AD).
Peristiwa carok yang terjadi di Desa Ketapang Laok, Sampang, telah memicu perhatian serius aparat keamanan. Dalam kasus ini, tiga orang pelaku berhasil ditangkap, sementara beberapa lainnya masih dalam pengejaran.
“Sudah tiga orang yang ditangkap. Tim masih bekerja di lapangan,” kata Dirreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman saat dikonfirmasi, Rabu (20/11/2024).
Farman menegaskan, pihaknya berupaya mencegah agar insiden berdarah tersebut tidak berlanjut.
“Dengan adanya kegiatan ini kami tidak ingin, peristiwa di Desa Ketapang Laok merembet ke kejadian berikutnya,” ucapnya.
Dalam upaya pengamanan Pilkada, sebanyak lima Satuan Setingkat Kompi (SSK) personel tambahan akan dikerahkan menjelang hari pencoblosan. Kombinasi kekuatan ini mencakup dua SSK dari Brimob, dua SSK dari TNI AD, dan satu SSK dari Marinir TNI AL.
“Kami akan pertebal pengamanan kurang lebih 5 SSK lagi, ada Brimob 2 SSK, TNI AD ada 2 SSK dan Marinir ada 1 SSK pada H- 3-4,” ucapnya.
Langkah pengamanan ini menjadi bagian dari upaya strategis untuk menciptakan situasi kondusif selama pelaksanaan Pilkada. Insiden carok di Desa Ketapang Laok dinilai sebagai peringatan keras atas potensi eskalasi konflik politik di wilayah tersebut.
Penguatan pengamanan ini diharapkan mampu memberikan rasa aman bagi masyarakat Sampang, sekaligus memastikan proses demokrasi berjalan lancar tanpa gangguan. Pilkada Sampang sendiri akan menjadi salah satu agenda politik penting di Jawa Timur yang menjadi perhatian nasional.