JCCNetwork.id-Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus menunjukkan komitmen serius terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat. Salah satu program unggulan atau “quick win” yang digagas oleh Presiden adalah program pemeriksaan kesehatan gratis yang menyasar semua kelompok usia. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp1,7 triliun untuk mewujudkan program ini, yang diambil dari total penambahan anggaran sebesar Rp13 triliun.
Menteri Budi menyebutkan bahwa pelaksanaan program ini akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan kesiapan anggaran dan infrastruktur pendukung di lapangan. Dari tambahan anggaran Rp13 triliun tersebut, sekitar Rp8 triliun dialokasikan untuk penanganan Tuberkulosis (TBC), Rp3 triliun untuk peningkatan fasilitas rumah sakit, dan sisanya sebesar Rp1,7 triliun dikhususkan bagi program skrining kesehatan gratis.
Menurut Menteri Budi, tujuan utama dari program pemeriksaan kesehatan ini adalah untuk mendeteksi dini potensi penurunan kondisi kesehatan masyarakat. Dengan deteksi dini, pemerintah berharap dapat memberikan penanganan lebih cepat sehingga risiko komplikasi dan kebutuhan perawatan lanjutan di rumah sakit dapat diminimalkan.
“Kita dapat tambahan Rp13 triliun ya dari anggaran kita kan Rp90-an triliun. Kita dapat tambahan Rp13 triliun, Rp8 triliun buat TBC, sekitar Rp3 triliunan buat rumah sakit, sekitar Rp1,7 buat skrining,” ujarnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis ini akan menyesuaikan jenis tes kesehatan berdasarkan kelompok usia untuk memastikan setiap kelompok mendapat pemeriksaan yang relevan. Misalnya, kelompok dewasa akan menjalani tes untuk memantau kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah. Ini penting mengingat penyakit tidak menular seperti diabetes dan hipertensi masih menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat dewasa Indonesia.
Untuk kelompok lansia, akan ada pemeriksaan yang lebih menyeluruh, termasuk deteksi risiko kanker. Kondisi kesehatan pada kelompok usia lanjut membutuhkan perhatian khusus mengingat tingginya risiko penyakit degeneratif yang memerlukan penanganan khusus. Sementara itu, bagi bayi, akan dilakukan pemeriksaan hipotiroid dan enzim Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase (G6PD). Kekurangan enzim G6PD dapat menyebabkan pecahnya sel darah merah atau kondisi hemolitik yang bisa berbahaya jika tidak terdeteksi sejak dini.
Guna mendukung kelancaran program ini, Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Bank Dunia dalam pengadaan alat kesehatan untuk memperkuat puskesmas sebagai pusat pelayanan skrining. Menteri Budi menyebutkan bahwa setidaknya 10 ribu puskesmas di seluruh Indonesia akan dilengkapi dengan alat laboratorium untuk pemeriksaan darah, yang menjadi komponen penting dalam skrining kesehatan.
“Pemeriksaan kesehatan gratis harus kita lakukan agar memastikan kita bisa mendeteksi secara lebih dini kalau ada kondisi kesehatan yang menurun dari masyarakat kita. Kondisi kesehatan yang menurun ini harus bisa ditangani cepat sehingga bisa menghindari masyarakat harus dirawat di rumah sakit,” kata Budi dalam upacara Hari Kesehatan Nasional di Kantor Kemenkes, Jakarta, Selasa (12/11/2024).
Dengan dukungan anggaran besar dan peralatan yang memadai di puskesmas, program ini diharapkan mampu menjangkau masyarakat di berbagai pelosok daerah. Pemerintah optimistis bahwa inisiatif ini tidak hanya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tetapi juga mengurangi angka kesakitan dan biaya kesehatan yang ditanggung negara.
Melalui program pemeriksaan kesehatan gratis ini, pemerintah berharap dapat mewujudkan visi Indonesia yang lebih sehat, dengan masyarakat yang proaktif dalam menjaga kondisi kesehatannya sejak dini.
Melalui program pemeriksaan kesehatan gratis ini, pemerintah berharap dapat mewujudkan visi Indonesia yang lebih sehat, dengan masyarakat yang proaktif dalam menjaga kondisi kesehatannya sejak dini.
“Sekarang kita sedang siapkan termasuk (bantuan pengadaan alkes) dari Bank Dunia itu kita melengkapi 10 ribu puskesmas dengan alat-alat lab darah,” papar Budi.