Polemik Proses Seleksi Catar Akpol 2024 di NTT

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id- Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol Ariasandy SIK, akhirnya mengungkapkan rincian peserta Calon Taruna Akademi Kepolisian (Catar Akpol) asal Nusa Tenggara Timur (NTT).

Data mengenai Catar Akpol ini dibahas dalam pertemuan dengan Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu Jaya (DPD-GRIB Jaya) Provinsi NTT pada Rabu, 10 Juli 2024.

- Advertisement -

Ariasandy menerima Ferdi Wadu, Ketua DPD-GRIB Jaya Provinsi NTT, bersama Ebenhaezer Tung Sely dan Pither Yesend Boimau di kantornya.

Sebelumnya, DPD-GRIB Jaya telah mengirim surat kepada Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga, SH, MA untuk mengadakan audiensi.

Kapolda Daniel sedang berada di luar kota saat itu, sehingga dia diarahkan untuk bertemu dengan Kabid Humas Polda NTT.

- Advertisement -

Berdasarkan informasi dari Ariasandy, dari total 11 peserta Catar Akpol, beberapa di antaranya adalah anak dari pejabat Polri. Dia juga menjelaskan adanya dua kategori kuota seleksi untuk Catar Akpol 2024.

Kategori pertama adalah kuota dari Mabes Polri. Di antara peserta yang lolos seleksi termasuk:

1. Lucky Nuralamsyah, putra anggota Polri di Ditlantas Polda NTT, yang lahir dan besar di Manggarai.

2. Madison Juan Raphael Kana Silalahi, putra anggota Polri di Polda NTT.

3. Mochamad Rizq Sanika Marzuki, putra anggota Polri yang pernah berdinas di Polda NTT.

4. Timothy Abishai Silitonga, putra anggota Polri di Polda NTT.

5. Brian Lee Sebastian Manurung, putra pegawai Kejaksaan RI, yang tinggal di NTT.

Kategori kedua adalah kuota reguler dari Polda NTT, yang didukung oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Kuota ini terdiri dari 1 wanita dan 5 laki-laki, di antaranya:

1. Yudhina Nasywa Olivia (Polwan), lahir dan besar di Kupang, anak dari anggota Polri di SPN Polda NTT.

2. Arvid Theodore Situmeang, rangking 1, lahir di Jakarta, anak Kabidkum Polda NTT.

3. Raynold Arauna Hutabalian, rangking 2, lahir di Kupang, dengan orang tua PNS di Kota Kupang.

4. Mario Cristian Bernalo Tafuy, rangking 3, lahir dan besar di Kupang, dengan orang tua anggota Polri di Polres Kupang.

5. Bintang Lijaya, rangking 4, kelahiran Lakafehan, besar di Atambua, Kabupaten Belu, dengan orang tua asli dari Pulau Timor.

6. Ketut Arya Adityanatha, rangking 5, lahir di Mataram, NTB, putra anggota Polri di Polda NTT.

Ariasandy juga menjelaskan proses seleksi Catar Akpol, di mana peserta yang lulus saat ini sedang mengikuti tahap lanjutan di Semarang, Jawa Tengah.

“Pendaftaran Akpol dilakukan secara online. Pada pendaftaran tersebut tertera apa saja yang menjadi syarat pendaftaran. Syarat utamanya adalah Warga Negara Indonesia (WNI), lalu ada syarat-syarat lainnya. Terkait domisili ada aturannya,” kata Ariasandy.

Dia menyoroti bahwa pendaftaran untuk Akpol dilakukan secara online dengan persyaratan yang jelas, termasuk syarat domisili yang harus dipenuhi.

“Persyaratan ini dilakukan verifikasi, jika tidak memenuhi syarat administrasi otomatis gugur. Peserta yang lulus ke tahap selanjutnya, masih ada tes kesehatan, tes psikologi. Tes psikologi ini menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT). Setiap item tes langsung keluar hasilnya, sehingga sama-sama bisa dilihat. Masing-masing memeriksa hasil tersebut, setelah itu akan ada tanda tangan berita acara penetapan hasil tersebut. Semua proses seleksi diawasi oleh pihak internal dan eksternal yang berkompeten di bidang masing-masing,” jelas Ariasandy.

Ariasandy juga mengklarifikasi prosedur seleksi yang melibatkan berbagai pihak pengawas internal dan eksternal, seperti Itwasda Polda NTT, Bidpropam Polda NTT, serta berbagai instansi terkait lainnya.

“Ini baru pendaftaran tingkat daerah karena anak-anak kita masih berjuang lagi di pusat, mudah-mudahan mereka bisa lulus,” ucapnya.

“Polda NTT tidak mencampuri kuota Mabes, kita fokus pada 6 kuota reguler ini. Dari 6 orang ini ada 2 orang yang mengikuti orang tuanya berdinas di sini dan 4 lainnya lahir besar di NTT,” tandas Ariasandy.

“Ada anak yang sudah mengikuti tes sebanyak dua kali namun gagal, di tes ketiga ini baru lulus karena memang mempersiapkan diri dan nilainya bagus. Perlu saya garis bawahi, nilai kuota reguler tidak akan berpengaruh pada kuota Mabes, karena nilai kuota Mabes akan diuji dengan sesama kuota Mabes. Salah satu yang lolos di kuota Mabes adalah anak kita dari Manggarai Barat,” ungkapnya.

“Kalau Akpol seperti saya ini dari lahir sampai besar, dan mengikuti seleksi di Makassar tetapi saya belum pernah sekalipun dinas di Makassar. Karena Akpol begitu lulus langsung disebar ke seluruh Indonesia. Itulah konsep awal, mengapa pendaftaran Akpol terbuka untuk semua warga negara Indonesia yang memenuhi syarat,” kisah Ariasandy.

“Pada saat pengumuman, anak, orang tua, dan pengawas hadir semua. Kalau ada problem dijelaskan saat itu juga. Kalau ada orang tua yang bilang nilai anaknya bagus tetapi tidak lolos, sampaikan namanya kepada saya biar kita cek kebenarannya,” tegasnya.

Kunjungan DPD-GRIB Jaya Provinsi NTT di Polda NTT disambut baik oleh Ariasandy, dengan komitmen untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan berbagai isu yang berkembang di masyarakat terkait proses seleksi Catar Akpol ini.

“Kami menyambut baik kedatangan DPD-GRIB Jaya) Provinsi NTT di Polda NTT. Kita bersama-sama meluruskan berbagai isu, yang saat ini telah berkembang luas di masyarakat. Selain itu masukan-masukan yang diberikan kepada kami, akan kami sampaikan kepada pimpinan sebagai bahan evaluasi,” pungkasnya.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Respon Ridwan Kamil Rumahnya Digeledah KPK

JCCNetwork.id- Eks Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengalami momen tak terduga ketika rumahnya di Jalan Gunung Kencana Mas, Ciumbuleuit, Kota Bandung, digeledah oleh Komisi...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER