JCCNetwork.id – Praktisi Hukum, Rahmat Mony menilai Debat Capres dan Cawapres yang diselenggarakan KPU pada Pemilu 2024 beberapa kali belakang ini tidak mencerminkan pendidikan politik dan kepentingan publik.
Menurutnya, para Capres-Cawapres harusnya lebih cenderung mengutamakan narasi pembangunan nasional dan kepentingan rakyat bukan saling celah mencelah dan bahkan saling menyerang personal antar mereka baik saat debat maupun di luar debat.
“Ketika kita melihat (Debat Capres-Cawapres) itu sarat akan kepentingan kelompok, bukan bicara kepentingan politik rakyat, itu fakta,” kata Rahmat Mony dalam keterangannya melansir Youtube Respon Populer, Rabu (24/1).
Selain itu, ia turut menyayangkan debat yang cenderung saling menjatuhkan satu dengan lainnya. Harusnya, lanjut dia, debat yang difasilitasi KPU memberikan pendidikan dan meningkatkan kepercayaan publik secara positif.
“Dalam Pemilu itu, para kompotitor harusnya bisa mengedukasi publik dengan memberikan narasi-narasi yang sifatnya mencerdaskan dan mewakili kepentingan masyarakat,” ucapnya.
“Tapi faktanya yang dipraktikkan adalah mereka membangun narasi yang saling menjatuhkan satu dengan yang lain. Selain itu cenderung mewakili kepentingan kelompok bukan kepentingan nasional secara utuh,” tambahnya.
Di sisi lain, ia meyakini visi dan misi setiap Paslon memiliki tujuan yang baik bagi pembangunan nasional lima tahun ke depan. Akan tetapi, dalam praktirnya di publik, ketiga Paslon tak cenderung menerjemahkan tujuan mereka melainkan saling serang makin mengganas terutama di media sosial (medsos).
“Saling menjatuhkan satu dengan lainnya ini tidak lain ada kepentingan kelompok. Ketika itu motifnya adalah kepentingan rakyat dan bangsa, maka saya pikir akan jalan baik-baik saja dan masyarakat tidak mudah terbakar dengan sindiran etik dan lain sebagainya. Di sini ada pihak yang mengklaim bahwa dirinya yang paling benar,” jelasnya.
Baca Artikel Selengkapnya di Bawah