Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute
JCCNetwork.id – Miris dan Ironi itulah kata yang paling tepat menggambarkan berbagai info yang terungkap pasca kasus penganiayaan oleh Mario Dandy anak Rafael Alun seorang pejabat pajak yang diduga memiliki harta tidak wajar. Peristiwa tersebut kemudian merembet berbagai hal terkait gaya hidup para pejabat pajak.
Rafael Alun sendiri kemudian diberhentikan dari posisinya langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Hartanya yang berjumlah 56 Milyar hanya selisih 2 Milyar dari harta Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi perhatian oleh publik.
Ketidakwajaran harta yang dimiliki Rafael, gaya hidup pamer harta oleh sang anak menjadi perbincangan hangat oleh publik. Tidak berhenti sampai disitu ternyata istri Rafael Alun, Ernie Meike Torondek pun memiliki gaya hidup ibu ibu sosialita yang mewah dan rajin pamer di akun sosial medianya.
Setelah kasus ini mencuat akun sosial media Ernie ditutup, semua postingan nya dihapus. Tetapi netizen sudah memiliki tangkapan tangkapan layar dari akun sosial media Ernie.
Perhatian netizen tidak hanya berhenti pada gaya hidup keluarga Rafael saja sebagai pejabat pajak. Terbaru Dirjend Pajak Suryo Utomo juga disorot netizen, foto dia mengendarai dan memimpin serombongan pengendara Moge juga ramai dibicarakan di lini masa. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga kembali bicara terkait hal tersebut.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Suryo Utomo diketahui memiliki harta Rp 14,4 miliar. Suryo Utomo menjadi viral setelah beredar fotonya mengendarai motor gede (moge) bersama klub BlastingRijder DJP, komunitas pegawai pajak yang menyukai naik motor besar (Moge). Dimana Klub motor Moge tersebut diminta oleh MenKeu Sri Mulyani untuk dibubarkan.
*Ada Yang Salah Dengan Reformasi Birokrasi Pajak*
Melihat berbagai kasus yang terjadi di Dirjend Pajak maka dapat kita ambil satu kesimpulan ada yang salah dengan Reformasi Birokrasi Perpajakan di Indonesia. Para Pejabat pajak yang mendapat income puluhan bahkan ada yang diatas 100 juta tapi selalu mengatakan defisit penerimaan pajak.
Belum lagi mental dan gaya hidup para pejabat pajak yang mewah dan jauh dari kepatutan semakin mengindikasikan gagalnya reformasi birokrasi di birokrasi perpajakan kita. Bagaimana kita bisa berharap para pegawai pajak bisa baik sikap mental nya semntara dirjen pajak beserta jajarannya justru malah mempertontonkan kendaraan mewah Moge yang dikendarai bersama sama sementara para pembayar pajak adalah masyarakat yang untuk makan sehari hari saja sulit.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga terbukti gagal dalam memimpin reformasi birokrasi dan sikap mental para pejabat pajak. Sri Mulyani baru bersuara mengecam sikap pegawai pajak setelah kasus Mario mencuat dan menyeret pejabat
pejabat pajak lainnya. Apakah sebelumnya Sri Mulyani tidak tahu apa yang terjadi di direktorat pajak.
Reformasi birokrasi dan revolusi mental yang didengungkan pemerintah selama ini ternyata hanya jadi pepesan kosong belaka. Para Pejabat hidup dengan gaji yang fantastis, fasilitas yang mewah, sementara banyak masyarakat yang untuk makan sehari hari saja sulit. Maka jangan salahkan masyarakat jika nanti masyarakat enggan untuk membayar pajak, karena para pejabat pajak dianggap justru memanfaatkan uang pajak untuk kemewahan hidup pribadi dan keluarga mereka
semata.
Menteri Keuangan Sri Mulyani harus meminta maaf terhadap seluruh rakyat Indonesia. Sri Mulyani yang menjabat Menteri Keuangan beberapa periode di masa kekuasaan presiden SBY dan Jokowi terbukti gagal dalam membangun sikap mental para pegawai pajak.
Jika sekarang Sri Mulyani berteriak kencang atas gaya hidup orang orang pajak setelah netizen bersuara lalu selama ini mengapa sama sekali tidak bersuara atas laporan laporan LHKPN anak buahnya dan gaya hidup mereka yang dipamerkan jajaran anak buahnya tersebut. Sekian.