JCCNetwork.id- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program pendidikan barak militer yang tengah menuai perhatian publik, tidak diberlakukan secara umum bagi seluruh pelajar. Program ini hanya ditujukan bagi remaja yang telah terbukti terlibat tindakan kriminal dan atas persetujuan orangtua.
Dalam pernyataan resminya usai peringatan Hari Pendidikan Nasional di Rindam III Siliwangi, Kota Bandung, Jumat 2 Mei 2025, Dedi menekankan bahwa program ini bersifat sukarela dan tidak bisa dipaksakan.
“Kriteria itu adalah anak-anak yang sudah mengarah pada tindakan-tindakan kriminal dan orangtuanya tidak punya kesanggupan untuk mendidik,” ujar Dedi usai, Jumat (2/5/2025).
Gubernur Dedi juga memastikan, apabila orangtua tidak bersedia menyerahkan anaknya untuk mengikuti pelatihan di barak militer, maka Dinas Pendidikan tidak akan memaksa. Ia menyebut, ini adalah bentuk tanggung jawab negara dalam menangani anak-anak bermasalah secara manusiawi dan disipliner.
Program ini telah dimulai di Kabupaten Purwakarta pada Kamis, 1 Mei 2025. Sebanyak 39 remaja mengikuti pelatihan di bawah pengawasan TNI. Dedi menyatakan, seluruh peserta yang dikirim ke Resimen Satu Setirayuda Kostrad tampak bahagia dan menunjukkan semangat baru.