JCCNetwork.id- Aktivitas vulkanik Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menunjukkan peningkatan signifikan.
Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tercatat sebanyak 314 gempa vulkanik dangkal dalam periode 1-9 November 2024.
“Pada periode tersebut terekam juga empat kali gempa embusan, tujuh kali gempa vulkanik dalam, dan 23 kali gempa tektonik jauh,” kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN dalam laporan peningkatan aktivitas Gunung Lokon yang diterima di Manado, Selasa.
Selain itu, selama periode tersebut juga terjadi empat kali gempa embusan, tujuh kali gempa vulkanik dalam, dan 23 kali gempa tektonik jauh, seperti yang disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid AN, dalam laporan resmi di Manado pada Selasa.
Perbandingan dengan periode Juni 2023 menunjukkan peningkatan signifikan, di mana sebelumnya hanya tercatat 222 gempa vulkanik dangkal, sembilan kali gempa embusan, 23 kali gempa vulkanik dalam, tiga gempa tektonik lokal, dan 69 gempa tektonik jauh.
Secara visual, kondisi Gunung Lokon pada periode tersebut didominasi cuaca cerah hingga hujan, dengan curah hujan mencapai 31 milimeter.
Suhu udara berkisar antara 18-29 derajat Celcius, dengan angin bertiup lemah hingga kencang ke arah timur, selatan, dan barat.
Asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal tampak naik setinggi 10-20 meter dari puncak gunung.
Peningkatan aktivitas ini juga membawa potensi bahaya bagi masyarakat sekitar, dengan risiko erupsi yang dapat menghasilkan lontaran material pijar berukuran lapili hingga bongkahan besar serta hujan abu tebal.
Material tersebut dapat disertai awan panas yang mengalir secara tiba-tiba.
“Masyarakat yang berada di sekitar alur Sungai Pasahapen agar mewaspadai terjadinya awan panas,” ujarnya.
Berdasarkan evaluasi visual dan instrumental yang menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik, Badan Geologi resmi menaikkan status Gunung Lokon dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) per 10 November 2024 pukul 22:00 WITA.
Sebelumnya, pada 21 Agustus 2023, status gunung ini sempat diturunkan dari Level III ke Level II hingga masa pemantauan 9 November 2024.
