JCCNetwork.id- Cruise, perusahaan kendaraan otonom milik General Motors, telah menarik kembali 1.194 unit kendaraan otonomnya untuk menangani masalah pengereman mendadak yang tak terduga.
Masalah ini telah menjadi perhatian selama hampir dua tahun terakhir dan kini diselesaikan dengan pembaruan perangkat lunak yang diharapkan mampu mengurangi kejadian tersebut.
Dengan pembaruan ini, Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS (NHTSA) akhirnya menutup investigasi terkait masalah ini.
Namun, Cruise masih menghadapi tekanan, terutama setelah insiden robotaksi yang menabrak pejalan kaki akhir tahun lal Perusahaan ini tengah berada di bawah investigasi dari Departemen Kehakiman dan Komisi Sekuritas dan Bursa.
Selain itu, mereka juga telah kehilangan izin operasional di California, menghentikan semua armada di AS, serta mengganti sejumlah petinggi perusahaan.
Meskipun begitu, Cruise terus berupaya untuk memperbaiki citra dan kinerjanya.
Pada bulan Juni, perusahaan mencapai kesepakatan dengan Komisi Utilitas Publik California sebagai upaya untuk melanjutkan layanan robotaksi di negara bagian tersebut.
Di sisi lain, NHTSA menyebutkan bahwa masalah pengereman mendadak yang dialami oleh kendaraan Cruise terjadi karena sistem otonomnya gagal memprediksi jalur mobil di depan dengan akurat, atau ketika mobil lain terlalu dekat dengan sensor kendaraan.
“pengguna jalan yang rentan dan mengakibatkan cedera.”
Cruise telah melakukan pembaruan pada perangkat lunaknya, yang menurut NHTSA, mampu meningkatkan kemampuan robotaksi dalam hal persepsi, prediksi, dan perencanaan.
Meski ini bukan kali pertama Cruise menghadapi penarikan produk, perusahaan tetap berkomitmen untuk meningkatkan keamanan kendaraan otonomnya.
Sebelumnya, pada 2023, mereka memperbarui perangkat lunaknya setelah salah satu robotaksi terlibat dalam kecelakaan dengan bus kota di San Francisco.
Di tahun sebelumnya, mereka juga melakukan penarikan setelah kendaraan mereka mengalami kecelakaan saat melakukan belokan kiri yang tidak terlindungi.