Gaya Hidup Kaum Urban, Medsos Lebih Penting dari Dompet

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id- Sudahkah Anda update status medsos hari ini?, Apa yang Anda Pikirkan?, Bagikan pengalamanmu hari ini. Kata-kata tersebut sudah familiar kita baca tiap hari. Dari bangun tidur hingga mau tidur. 24 Jam waktu kita ‘disandera’ oleh media sosial. Nah, baru sadar.

Sering juga kita dengar, orang lebih baik ketinggalan uang daripada ketinggalan handphone. Tanpa gadget sehari saja rasanya seperti mau kiamat. Begitulah pola gaya hidup kaum urban (masyarakat era kekinian).

- Advertisement -

Kini Gaya hidup kaum urban telah banyak mengalami perubahan, Contohnya dulu gadget menjadi sesuatu yang happening dalam gaya hidup kaum urban, namun sekarang sudah banyak gadget dengan harga yang murah tapi tidak kalah dengan gadget yang harganya lebih mahal.

Sehingga kaum urban yang menengah kebawah sudah bisa memiliki gadget tersebut bahkan orang-orang di pedesaan bisa memilikinya.

Era digitalliasi terus berkembang. Setiap orang punya smart phone, dengan wadah tersebut jarak dan waktu sudah tidak masalah, asal ada akses internet.

- Advertisement -

Dengan kemudahan yang didapat. Tidak semua orang bijak dalam menggunakan media sosial (medsos). Kadang sering meng-share foto, tulisan dan video tanpa pikir panjang. Ambil gambar, tulis dan bagikan, soal pelanggaran itu belakangan.

Sebab bermedsos tidak ada batasan usia, suku dan agama. Semua informasi mengalir hampir tiap hari di dunia media sosial. Mulai dari aktifitas sehari-hari hingga soal kehidupan pribadi.

Semua orang bisa melihat, membaca dan menonton. Apa yang kita bagikan, itu sudah menjadi hak publik. Tanggapan positif dan negatif tentu ada. Jangan berharap semua orang bakal suka dengan apa yang kita share ke medsos.

Media sosial menjadi ranah menyampaikan aspirasi, keluhan, ruang curhat, bahkan menunjukan prestasi seseorang. Jika tidak pandai-pandai memilih kata, mengambil gambar foto atau video, bakal menjadi bomberang, bahkan viral se-jagad raya.

Alih-alih ingin terkenal positif, malah masuk bui. Sebab, kadang postingan tersebut bernuansa menjatuhkan seseorang, bahkan unsur SARA.

Banyak sudah terjadi, khususnya di Indonesia. Mulai dari laporan pencemaran nama baik, hingga laporan perselingkuhan juga ada. Media sosial dapat membongkar semua itu.

Ada peribahasa, jari jemarimu harimaumu.
Apa yang ditulis, apa yang dishare itu semua berdampak kepada si pemilik akun.

Jurnalis, pengacara, bahkan polisi bisa kalah cepat dalam mendapatkan informasi. Masyarakat awam sekalipun saat ini sudah bisa mengshare informasi ke publik.

Jangan kamu kotori jari jemarimu dengan kalimat kurang penting, jangan basahi lidahmu dengan kata-kata mubazir. Sebab jari jemari dan lidah adalah dua sejata yang mematikan.(Deros. D.Rosyadi)

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Terjebak Penipuan Kerja, 11 Pekerja Migran Asal Sukabumi Ditawan di Myanmar

JCCNetwork.id- Sebuah video yang memperlihatkan 11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan disekap di Myanmar viral di...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER