JCCNetwork.id – Pemerintah Kota Jakarta Utara (Pemkot Jakut) bersama dengan BAZNAS (Bazis) Jakarta Utara kembali menggelar program hapus tato di Balai Yos Sudarso, Kantor Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (26/11/2024).
Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengungkapkan bahwa dalam program ini sudah beberapa kali dilakukan dalam setiap tahunnya. Untuk saat ini terdapat 100 warga Jakarta Utara dari berbagai wilayah yang ikut mendaftar.
“Di tahun 2024, kegiatan hapus tato ini sudah dilaksanakan sebanyak dua kali. Insya Allah, di tahun 2025 nanti akan ada tiga tahap,” kata Ali saat memantau pelaksanaan penghapusan tato di lokasi, Selasa (26/11/2024).
“Dengan antusiasme masyarakat yang cukup tinggi maka kita akan terus berupaya untuk memfasilitasi warga yang ingin berhijrah dan beribadah dengan sempurna. Untuk diketahui bahwa layanan hapus tato ini adalah free,” Lanjutnya.
Dijelaskan Ali, dalam mengikuti layanan hapus tato ini sekaligus juga untuk memastikan peserta dalam kondisi sehat. Para peserta terlebih dahulu harus melalui tahapan cek darah, konsultasi dokter, anastesi hingga penanganan pasca tindakan.
“Untuk menghapus satu tato secara keseluruhan membutuhkan proses yang cukup panjang. Pastinya ini berkelanjutan dan biasanya tergantung pada kedalaman tinta sehingga harus dilaser hingga 3-4 kali lagi sampai bersih,” terangnya.
Pada kesempatan itu, Ali juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam penyetoran zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS) melalui Baznas (Bazis) Jakarta Utara.
“Mari kita salurkan ZIS melalui Baznas (Bazis) Jakarta Utara karena pendayagunaannya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat seperti pelaksanaan program hapus tato ini,” pungkasnya.
Sementara itu salah satu peserta program hapus tato asal Rusunawa Nagrak, Linda (43) mengungkapkan bahwa dirinya berniat untuk berhijrah dan langsung mendaftarkan diri dalam program hapus tato tahap kedua.
“Ini pertama kalinya saya ikut kegiatan hapus tato. Ternyata lebih sakit menghapus tato dibandingkan membuat tato tapi tidak apa-apa ini adalah risiko yang harus saya jalani karena anak-anak saya suka komplain dengan adanya tato ini yang selalu dianggap negatif,” Ucapnya. (Yohannes Tobing)