JCCNetwork.id- Debat kedua Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 berlangsung tegang, tidak hanya karena tema yang diangkat, yaitu Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial, tetapi juga karena insiden cekcok antara pendukung pasangan calon Pramono Anung-Rano Karno (Pramono-Rano) dan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO). Insiden tersebut terjadi ketika pendukung RIDO terlihat membawa alat peraga kampanye (APK) yang dilarang di arena debat, memicu ketegangan yang tidak dapat dihindari.
Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano, Lies Hartono, yang akrab disapa Cak Lontong, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap insiden ini. Ia menjelaskan bahwa keberadaan APK di dalam arena debat bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Itu memang salah satu yang disayangkan karena memang peraturan di debat yang ada di KPU ini memang tidak boleh membawa APK,” kata Cak Lontong saat dikutip dari Media Indonesia, Senin, 28 Oktober 2024.
Ia menambahkan bahwa sesuai dengan ketentuan KPU, alat peraga yang diperbolehkan adalah yang melekat pada tubuh pendukung, bukan yang dibawa secara terpisah seperti spanduk atau poster.
Cak Lontong melanjutkan, pihaknya telah mengingatkan pendukung RIDO untuk tidak menggunakan APK yang melanggar ketentuan tersebut. Namun, ketegangan meningkat ketika pendukung kedua belah pihak terlibat perdebatan, yang diwarnai dengan semangat tinggi para suporter.
“Mungkin namanya suporter ya, terlalu semangat mungkin, ada hal yang kurang pas juga jadi ada perdebatan sedikitlah,” ujar dia.
Debat kedua ini bukan hanya melibatkan Pramono-Rano dan RIDO, tetapi juga pasangan calon independen, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, yang berusaha menunjukkan visi dan misi mereka di hadapan publik. Namun, insiden cekcok ini menjadi sorotan utama, menggambarkan betapa tingginya tensi politik menjelang Pilgub Jakarta yang semakin dekat.
Kejadian ini mengingatkan semua pihak tentang pentingnya mematuhi aturan selama masa kampanye untuk menjaga suasana kondusif dan menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung. Tim pemenangan dari semua calon diharapkan dapat lebih fokus pada penyampaian visi dan misi kepada masyarakat, bukan terjebak dalam konflik yang tidak perlu.