JCCNetwork.id- Anggota Komisi X DPR RI, Fahmy Alaydroes, memberikan perhatian serius terhadap pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Budi Santoso. Pemecatan ini diduga kuat berkaitan dengan kritik keras Budi terhadap rencana pemerintah mendatangkan dokter asing ke Indonesia.
“Jika benar pemberhentian Prof. Budi disebabkan oleh kritiknya, maka tamatlah kebebasan menyampaikan berpendapat atau kritik di kampus-kampus kita,” ujar Fahmy di Jakarta, Selasa (9/7/2024).
Fahmy juga menekankan pentingnya pemerintah melalui Kemendikbudristek untuk terus mendorong peningkatan mutu pendidikan Fakultas Kedokteran di seluruh perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
“Seharusnya, pemerintah juga menyediakan anggaran yang memadai bagi pendidikan kedokteran negeri dan swasta, dalam upaya mempercepat pengadaan dokter umum yang berkualitas di seluruh daerah,” ucapnya.
Fahmy menilai bahwa kebijakan ‘impor’ dokter asing adalah langkah yang wajar menuai kontroversi dan bisa mengancam keberadaan dokter-dokter lokal.
“Kebijakan tersebut malah menyiratkan ketidakpercayaan pemerintah, terhadap kemampuan dokter-dokter lulusan FKperguruan tinggi dalam negeri,” paparnya.
Pemecatan Budi Santoso dari jabatan Dekan Fakultas Kedokteran Unair diketahui publik melalui pernyataan yang beredar di grup WhatsApp Dosen FK Unair pada Rabu, 4 Juli 2024. Dalam pesannya, Budi mengungkapkan bahwa ia menerima keputusan tersebut dengan lapang dada dan meminta maaf atas segala kesalahan selama menjabat sebagai Dekan.
“Assalamualaikum, Bapak ibu Dosen FK Unair. Per hari ini saya diberhentikan sebagai Dekan FK Unair. Saya menerima dengan lapang dada dan ikhlas, mohon maaf selama saya memimpin FK Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, Aamiin. Salam hormat untuk guru, senior dan sejawat semuanya,” tulis Budi.
Namun, Budi tidak menjelaskan secara rinci penyebab pemecatannya. Meski begitu, banyak pihak yang mengaitkannya dengan penolakan keras Budi terhadap rencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Dalam pernyataan kepada wartawan di Jawa Timur pada 27 Juni 2024, Budi menegaskan bahwa ia dan institusi Fakultas Kedokteran Unair tidak setuju dengan program tersebut.
“Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju,” katanya.
“Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini, karena kita mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter tuan rumah sendiri,” ujarnya.