JCCNetwork.id- Aktivitas kegempaan Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan penurunan signifikan.
Data ini disampaikan oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), melalui Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Jeffry Pugel, Senin (10/6/2024).
“Secara umum jumlah gempa menunjukkan penurunan cukup signifikan bila dibandingkan periode satu minggu sebelumnya,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok Jeffry Pugel ketika dihubungi dari Kupang, Senin.
Jeffry mengungkapkan, berdasarkan catatan kegempaan dari 1 hingga 7 Juni 2024, aktivitas vulkanik mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan periode sebelumnya, yakni dari 23 Mei hingga 1 Juni 2024.
“Jumlah gempa selama periode ini jauh lebih rendah dibandingkan minggu sebelumnya,” kata Jeffry.
Selama periode 1-7 Juni, tercatat terjadi 7 kali gempa letusan atau erupsi, 2.463 kali gempa hembusan, 11 kali gempa vulkanik dangkal, 3 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 4 kali gempa tektonik jauh.
Angka ini jauh menurun dari periode 23 Mei-1 Juni, di mana terdapat 64 kali gempa letusan, 3.128 kali gempa hembusan, 25 kali gempa vulkanik dangkal, 11 kali gempa vulkanik dalam, serta 4 kali gempa tektonik lokal dan jauh.
Meski gempa vulkanik dangkal dan dalam masih terekam, Jeffry menekankan bahwa jumlahnya tidak signifikan dan menunjukkan penurunan tekanan pada tubuh Gunung Ile Lewotolok.
“Tremor menerus juga terekam dengan amplitudo rata-rata menurun bila dibandingkan dengan periode sebelumnya,” ucap Jeffry.
Badan Geologi tetap mempertahankan status aktivitas Gunung Ile Lewotolok pada Level III atau Siaga.
Masyarakat diminta tidak memasuki radius 2 km dari pusat aktivitas gunung.
Khususnya, warga Desa Lamatokan dan Desa Desa Jontona harus waspada terhadap ancaman guguran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.
Masyarakat di Desa Jontona dan Desa Todonara juga diingatkan untuk tidak melakukan aktivitas di wilayah sektoral selatan dan tenggara sejauh 3 km dari pusat aktivitas gunung.
Ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas di bagian selatan dan tenggara puncak gunung harus diwaspadai.
Untuk warga Desa Amakaka, Badan Geologi menekankan agar menjauhi wilayah sektoral barat sejauh 3 km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok, demi menghindari potensi bahaya serupa.
“Waspada juga potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas,” kata Jeffry mengingatkan.