JCCNetwork.id-Menjelang perayaan Iduladha 2025, penjualan hewan kurban di sejumlah peternakan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengalami penurunan tajam. Para peternak menyebutkan, kondisi ekonomi yang belum pulih dan meningkatnya sikap efisien dari pembeli menjadi penyebab utama lesunya transaksi.
Fajar Ahmad Widodo, seorang peternak di wilayah Purbadana, Kecamatan Kembaran, mengaku penjualan sapi kurban di kandangnya tidak seramai tahun lalu. “Tahun lalu menjelang Iduladha kami bisa menjual hingga 200 ekor. Sekarang, baru sekitar 100 ekor yang keluar,” ujar Fajar saat ditemui di peternakan miliknya, Rabu (21/5/2025).
Ia menambahkan, meski wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah terkendali, dampaknya masih membekas di benak pembeli. “Sapi-sapi sudah divaksin dan kandang rutin disemprot disinfektan, tapi orang-orang tetap lebih hati-hati,” katanya.
Fajar mengungkapkan, sekitar 95 persen sapi yang tersedia sudah dipesan dan sebagian besar sudah dibayar uang muka.
Mayoritas pembeli berasal dari wilayah sekitar seperti Purbalingga, Purwokerto, dan Cilacap. Jenis sapi yang paling banyak dijual adalah sapi Madura dan sapi Bali. “Sapi Madura lebih disukai karena rendah lemak. Kalau sapi Bali dengan bobot 260–270 kilogram dijual di kisaran Rp 19 juta hingga Rp 27 juta,” jelasnya.
Sementara itu, penurunan minat berkurban juga terlihat di masyarakat. Ambarwoto, warga Kelurahan Sumampir, Purwokerto, mengaku jumlah sapi kurban di masjid tempat tinggalnya mengalami penurunan. “Tahun lalu ada tujuh ekor sapi. Tahun ini cuma empat. Saya juga tidak tahu pasti alasannya,” ungkapnya.
Penurunan daya beli dan tren efisiensi di tengah masyarakat diduga menjadi faktor utama berkurangnya jumlah hewan kurban tahun ini. Para peternak pun berharap ada peningkatan pembelian menjelang hari-H agar stok sapi kurban terserap maksimal.