JCCNetwork.id- Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengklaim bahwa Indonesia saat ini mengalami surplus pangan, berbeda dari situasi yang dihadapi banyak negara lain yang justru mengalami krisis. Klaim tersebut disampaikan Gibran dalam sebuah wawancara yang disiarkan oleh Metro TV dalam program Metro Pagi Primetime, Sabtu (17/5/2025).
Gibran menyatakan bahwa saat ini banyak kepala negara yang secara langsung menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap ketahanan pangan di negara masing-masing saat melakukan pertemuan bilateral, baik dengan dirinya maupun Presiden Prabowo Subianto. Namun, menurut dia, Indonesia justru berada dalam posisi yang menguntungkan.
“Banyak kepala-kepala negara yang berkunjung ke istana mengunjungi saya, Pak Presiden, semuanya mengeluh masalah pangan. Tapi kita tidak, kita malah surplus,” kata Gibran dikutip.
Lebih lanjut, Gibran menegaskan bahwa capaian surplus pangan ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan merupakan hasil dari keseriusan pemerintah dalam mengatasi berbagai persoalan di sektor pertanian. Salah satu fokus utama pemerintah, kata dia, adalah pemberantasan praktik mafia pupuk yang selama ini menjadi kendala dalam distribusi pupuk bersubsidi kepada petani.
Selain itu, percepatan pembangunan infrastruktur pertanian seperti bendungan dan saluran irigasi juga disebut menjadi faktor penting dalam mendukung produktivitas sektor pertanian nasional.
“Kita sangat-sangat fokus menyelesaikan masalah-masalah pangan, mafia pupuk diberantas, pembangunan-pembangunan bendungan terus dikejar. Kita juga punya menteri pertanian yang tidak pernah di kantor, tapi terus turun ke sawah,” ujar Gibran.
Dalam kesempatan yang sama, Gibran turut menyoroti kinerja Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ia memuji pendekatan lapangan yang diterapkan Amran, yang dinilai tidak hanya bekerja dari balik meja, tetapi aktif terlibat langsung dengan para petani di lapangan.
Pernyataan Gibran ini datang di tengah meningkatnya perhatian global terhadap isu ketahanan pangan, menyusul gejolak geopolitik, perubahan iklim, dan gangguan rantai pasok yang memengaruhi ketersediaan pangan di berbagai belahan dunia.
Namun demikian, klaim surplus ini belum disertai data konkret mengenai volume produksi dan konsumsi domestik secara nasional. Pihak Kementerian Pertanian maupun Badan Pangan Nasional belum memberikan keterangan resmi untuk mengonfirmasi klaim tersebut.
Sejumlah pengamat pertanian sebelumnya juga mengingatkan agar pemerintah tetap waspada dan tidak terlena dengan narasi surplus, mengingat tantangan distribusi, fluktuasi harga, serta dampak El Nino masih membayangi sektor pertanian Indonesia hingga akhir 2025.