Gelombang Tinggi dan Badai Hantui Laut Jawa, Ribuan Nelayan Pantura Jawa Tengah Terpaksa Berhenti Melaut

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id- Cuaca buruk yang melanda perairan Laut Jawa, yang ditandai dengan gelombang tinggi, hujan lebat, dan angin kencang, mengakibatkan ribuan nelayan di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah terpaksa menghentikan aktivitas melaut mereka. Para nelayan memilih untuk menyandarkan kapal dan perahu mereka di dermaga pelabuhan perikanan dan muara sungai guna menghindari bahaya yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem ini.

Sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah, seperti Rembang, Pati, Jepara, Demak, Semarang, Kendal, Batang, dan Pekalongan, turut merasakan dampak dari cuaca buruk ini. Ribuan kapal dan perahu nelayan terpaksa dihentikan sementara akibat kondisi perairan yang tidak memungkinkan. Bahkan, kapal-kapal penyeberangan antar pulau, seperti rute Jepara-Karimunjawa, Semarang-Karimunjawa, dan Semarang-Kalimantan, juga mengalami penundaan operasional akibat cuaca yang membahayakan.

- Advertisement -

Sugi, seorang nelayan berusia 35 tahun di Pantai Kartini, Jepara, menjelaskan bahwa cuaca yang semakin memburuk ini berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran.

“Ini sudah memasuki musim baratan, cuaca di perairan sangat membahayakan pelayaran sehingga kami memilih tidak melaut,” ujar Sugi, 35, nelayan di Pantai Kartini, Jepara.

Senada dengan Sugi, Marno, nelayan berusia 40 tahun yang melaut di Pelabuhan Tasik Agung, Rembang, mengungkapkan bahwa perahu berukuran besar masih dapat melaut meskipun harus tetap waspada. Namun, untuk kapal kecil hingga menengah, risiko terbaliknya kapal akibat gelombang besar membuat mereka memilih untuk bertahan di pelabuhan.

- Advertisement -

Sementara itu, Dahlan, seorang nelayan berusia 45 tahun di Pekalongan, juga mengonfirmasi bahwa gelombang tinggi dan angin kencang memaksa mereka untuk menunda kegiatan melaut. Bahkan kapal-kapal besar seperti poursesine yang telah berada di perairan juga memutuskan untuk bersandar di pelabuhan terdekat.

“Biasanya kami bersembunyi di gugusan pulau yang terdekat untuk menghindari badai,” tambahnya.

Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Jepara, melalui petugas Kesyahbandaran Dedi Agus Triyanto, telah mengeluarkan peringatan dini mengenai kondisi gelombang tinggi ini. Berdasarkan informasi dari Stasiun Radio Pantai (SROP) Jepara dan laporan nakhoda kapal, gelombang tinggi diperkirakan mencapai 2,5 hingga 3 meter di perairan Laut Jawa bagian tengah dan perairan Karimunjawa, dengan kecepatan angin mencapai 20 knot.

Di tengah situasi ini, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara telah menyiapkan cadangan pangan berupa beras paceklik untuk dibagikan kepada nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk. Kepala DKPP Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, mengungkapkan bahwa sebanyak 66 ton beras cadangan telah disiapkan, dengan sekitar 40 ton di antaranya akan dibagikan kepada nelayan yang terkena dampak.

“Sudah ada beras cadangan pangan pemerintah sebanyak 66 ton dan sekitar 40 ton diantaranya akan dibagikan untuk nelayan, kita masih menunggu pendataan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Jepara,” ujar Dinar Susanto.

Sementara itu, Koordinator Unit Siaga SAR Rembang, Ahmad Nurzain, meminta agar seluruh nelayan yang melaut di perairan utara Jawa Tengah meningkatkan kewaspadaan. Terlebih lagi, setelah kejadian hilangnya seorang nelayan asal Desa Pasarbanggi, Kecamatan Rembang, yang diduga akibat dihantam gelombang tinggi beberapa hari lalu.

Situasi cuaca buruk ini menunjukkan betapa rawannya kondisi perairan Laut Jawa saat memasuki musim baratan, yang biasa terjadi pada bulan Desember hingga Februari. Pemerintah dan aparat terkait terus berupaya memberikan bantuan dan memperingatkan nelayan untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

“Kita tingkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi jatuhnya korban,” imbuhnya.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Tragedi Glodok Plaza, Empat Jenazah Ditemukan di Lantai 8

JCCNetwork.id-Tim Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta berhasil mengevakuasi empat jenazah korban kebakaran yang melanda gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, pada...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER