JCCNetwork.id- Investor bereaksi cepat terhadap upaya pembunuhan yang menargetkan calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dalam acara kampanyenya di Pennsylvania pada 13 Juli. Insiden ini memicu prediksi mengenai perkembangan nilai aset safe haven seperti emas dan bitcoin.
Nick Twidale, kepala analis pasar di ATFX Global Markets, mengatakan bahwa insiden ini meningkatkan peluang kemenangan Trump di mata investor. Dia juga mencatat bahwa investor mengantisipasi arus proteksionisme di Asia.
“Tidak diragukan lagi akan ada arus proteksionisme atau safe haven di Asia. Saya menduga emas bisa mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kita akan melihat yen dibeli dan dolar, dan mengalir ke Treasury juga,” ujarnya dalam laporan News24 yang mengutip Bloomberg.
Reaksi awal pasar menunjukkan bahwa penembakan Trump mendorong pedagang untuk memperkirakan peningkatan peluang kemenangannya dalam pemilu November. Dukungan Trump terhadap kebijakan fiskal yang lebih longgar dan tarif yang lebih tinggi umumnya dianggap akan menguntungkan dolar dan melemahkan Departemen Keuangan.
Sebagai indikator sentimen pasar, Bitcoin naik di atas US$ 60.000 (Rp 967 juta), mencerminkan sikap pro-kripto Trump. Kyle Rodda, analis pasar keuangan senior di Capital.com, mencatat bahwa investor beralih ke Bitcoin dan emas setelah insiden tersebut.
“Berita ini menandai titik perubahan dalam norma politik Amerika. Bagi pasar, ini berarti perdagangan di tempat yang aman, namun lebih condong ke tempat yang non-tradisional,” ujarnya.
Selain itu, aset lain juga diprediksi akan positif dengan apa yang disebut “perdagangan Trump,” merujuk pada saham perusahaan energi, penjara swasta, perusahaan kartu kredit, dan perusahaan asuransi kesehatan.
Nick Ferres, kepala investasi di Vantage Point Asset Management, membandingkan kondisi pasar saat ini dengan ketika Presiden Ronald Reagan ditembak pada tahun 1981. Pasar saham anjlok sebelum ditutup lebih awal pada hari penembakan, namun S&P 500 naik lebih dari 1% keesokan harinya, dan imbal hasil Treasury 10-tahun turun 9 basis poin menjadi 13,13%.
“Seingat saya, Reagan naik 22 poin dalam jajak pendapat setelah upaya pembunuhan. Kemungkinan besar pemilu ini akan berjalan dengan baik. Hal ini mungkin mengurangi ketidakpastian,” ungkapnya.
Sementara itu, Marco Papic, kepala strategi di BCA Research Inc., menyatakan bahwa investor obligasi harus waspada karena serangan ini mungkin meningkatkan peluang terpilihnya Trump kembali. Ini pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek fiskal.
“Pasar obligasi pada titik tertentu harus menyadari peluang Presiden Trump untuk memenangkan Gedung Putih lebih tinggi dibandingkan pesaingnya,” tulis Papic.
“Dan saya terus percaya bahwa ketika peluangnya meningkat, kemungkinan terjadinya kerusuhan di pasar obligasi juga akan meningkat,” imbuhnya.