JCCNetwork.id – Harga minyak dunia kembali mengalami penurunan pada awal perdagangan Selasa (4/6/2024), melanjutkan tren negatif dari sesi sebelumnya. Pada perdagangan ini, harga minyak mencapai titik terendah dalam empat bulan terakhir. Kekhawatiran investor mengenai peningkatan pasokan minyak di akhir tahun menjadi salah satu faktor utama penurunan ini.
Menurut laporan dari Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent turun sebesar 20 sen atau sekitar 0,3% menjadi US$ 78,16 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) juga mengalami penurunan sebesar 17 sen atau 0,2% menjadi US$ 74,05 per barel.
Penurunan harga ini terjadi meskipun organisasi negara-negara pengekspor minyak (OPEC) dan sekutunya, yang dipimpin oleh Rusia (OPEC+), telah sepakat untuk memperpanjang pemotongan produksi minyak mereka hingga tahun 2025. Namun, OPEC+ memberikan kelonggaran bagi delapan negara anggota untuk secara bertahap menghapus pemotongan sukarela mulai Oktober 2024.
Walt Chancellor, seorang analis energi di Macquarie, menyatakan bahwa perpanjangan pemotongan sukarela hingga kuartal ketiga diharapkan dapat menjaga ketatnya pasokan minyak mentah selama musim panas. Namun, ia juga menambahkan bahwa kemungkinan peningkatan pasokan mulai Oktober menandakan bahwa dukungan ekstrem dari OPEC+ mungkin tidak akan bertahan lama.
Selain itu, tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan juga telah memberikan tekanan pada harga minyak dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah AS dijadwalkan akan merilis data persediaan dan pasokan produk pada Rabu mendatang. Data ini sangat dinantikan karena dianggap sebagai indikator permintaan, yang akan menunjukkan seberapa banyak bensin yang dikonsumsi.
Penurunan harga minyak ini mengindikasikan bahwa pasar masih diliputi ketidakpastian terkait keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Para pelaku pasar kini menantikan langkah-langkah lanjutan dari OPEC+ serta data ekonomi yang akan datang untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah pergerakan harga minyak ke depannya.