JCCNetwork.id – Wilayah Bekasi di bagian sisi timur Jakarta menyimpan banyak kisah perjuangan. Bahkan pernah terjadi pertempuran skala besar, tepatnya di sekitar Pondok Ungu, Bekasi Utara.
Sebagian warga pendatang dan anak sekarang tinggal di Pondok Ungu dan bekerja pabrik-pabrik sekitar Kali Sasak Kapuk mungkin belum tahu, bahwa dahulu ada pertempuran heroik antara pejuang dengan pasukan Inggris.
Saya sempat mewawancarai salah satu pejuang, saksi sejarah pertempuran Sasak Kapuk di Pondok Ungu Permai, Bekasi Utara, yakni Engkonh Matalih.
Bertandang langsung ke rumah Engkong Matalih di Desa Segara, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Ia salah satu anggota Hizbullah yang dikomandani KH.Noer Ali.
Engkong Matalih menceritakan tentang kisah berjuang pada masa muda bersama pasukan KH. Noer Ali saat tempur di Sasak Kapuk, Pondok Ungu.
Pagi itu Engkong Matalih sudah di Pondok Ungu bersama kawan dekatnya, Budi. Mereka sambil menunggu para pejuang lainnya yang belum tiba.
Engkong Matalih mendengarkan arahan dan pesan KH. Noer Ali, bahwa jangan sampai lewati batas tanggul yang berada di Pondok Ungu.
Saatnya tiba, serangan mendadak dari pejuang membuat pasukan Inggris kaget dan kehilangan arah. Pasukan KH. Noer Ali menguasai medan pertempuran.
Namun, pasukan Inggris dengan cepat menata pasukan pada pos masing, memukul mundur dengan senjata granat, mortir, menyasar pasukan Hizbullah.
KH. Noer Ali memerintahkan para pejuang untuk mundur. Saat para pejuang berlari balik kanan alias mundur, tentara Inggris terus menembaki para pejuang. Alhasil, banyak pejuang yang terkena peluru tentara Inggris.
Engkong Matalih terkena peluru tentara Inggris,
sambil membawa kawannya yang tewas dengan menggunakan kereta roli.
Sekitar 40 orang pejuang tewas. Sementara, korban luka langsung dibawa ke rumah sakit Bayu Asih, Karawang.Termasuk Engkong Matalih yang terkena tembak.
Sementara, KH.Noer Ali selamat dengan menyeburkan dirinya ke Kali Sasak Kapuk dengan para pejuang lainnya.
Ulama Betawi Bekasi itu meneteskan air mata, saat melihat pasukan Hizbullah dan santrinya mengalami luka-luka, sebagian tewas pada pertempuran Sasak Kapuk.
*Khaidir Ali