Patuhnya Kyai Noer Ali Kepada Sang Guru Hingga Akhir Hayat

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id – Sebelum kembali ke Tanah Air, Kyai Noer Ali bersurat kepada gurunya, Syekh Ali al-Maliki. Jawaban dari sang guru yakni sebuah titah mengajarkan ilmu agama ke masyarakat tempat kelahirannya, Ujung Malang (Sekarang Ujung Harapan), Kabupaten Bekasi.

“Kalau kamu ingin pulang, silakan pulang. Tetapi ingat, jika bekerja, jangan menjadi seorang penghulu (pegawai pemerintah). Kalau kamu mau mengajar, saya akan ridha dunia-akhirat,” imbau Syekh Ali Al-Maliki, dikutip dari Genealogi Intelektual Ulama Betawi.

- Advertisement -

Selain mengajar ilmu agama kepada masyarakat setempat, Kyai yang berjuluk Singa Karawang Bekasi ini juga berjuang mengusir penjajah bersama muridnya.

Tidak jarang, sang kiai menjadi target pemerintah kolonial Belanda untuk ditangkap, namun selalu lolos, sebab itu Ia juga dijuluki si belut putih.

Jejak peninggalan Kyai Noer Ali yang masih ada yakni lembaga pendidikan Islam Pesantren Attaqwa, terdapat sebuah mesjid yang kini berubah menjadi mesjid megah di Ujung Harapan, dulunya di lokasi itu memang dipakai sebagai wadah dakwah dan perjuangan yang berada diarea pesantren Attaqwa.

- Advertisement -

Mesjid lama Attaqwa dulu sederhana, namun sejuk lantaran banyak pohon sengon berjejer di halaman mesjid. Tempat wudhunya berupa kolam berubin coklat pesegi empat, lebar memanjang yang bisa digunakan wudhu secara berjamaah. Kini mesjid Attaqwa berubah menjadi megah berlantai dua, menampung ribuan jemaah salat.

Ada juga kolam hijau tepat di belakang mesjid. Kolam hijau ini terkenal sejak zaman Kyai Noer Ali masih hidup dan mengajar di pesantren Attaqwa.

Kolam hijau ini “melahirkan” para santri yang kuat mental dan membuat santri jadi rajin belajar dan beribadah lantaran kolam ini menjadi tempat gemblengan sekaligus hukuman bagi santri yang nakal.

Anak petani putra Engkong H.Anwar bin Layu ini pernah bermukim di Makkah, sekembalinya dari Makkah lantaran kegelisahan dirinya melihat rakyat Indonesia dijajah, Ia juga ikut berjuang di medan perang.

Mendidik masyarakat sekaligus menjadi pejuang adalah menjadi bagian hidup Kyai Noer Ali, hingga akhir hayat dirinya mengabdikan menjadi seorang pendidik.

Ulama asli Betawi Ujung Harapan Bekasi ini mendapat gelar pahlawan dari Pemerintah RI era Presiden SBY pada tahun 2006.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Jika RIDO Kalah Satu Putaran, Kekompakan Kimplus di Jakarta Dipertanyakan

JCCNetwork.id- Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (PERNUSA), Kanjeng Pangeran Norman, menegaskan bahwa pihaknya masih menunggu hasil resmi perhitungan suara dari KPUD Jakarta pada 16...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER