JCCNetwork.id- Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Leo XIV, menyuarakan keprihatinan mendalam atas situasi kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza dan secara terbuka mendesak Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan internasional bagi warga sipil Palestina yang terjebak dalam konflik bersenjata.
Dalam pernyataan yang disampaikan saat audiensi umum di Vatikan, Kamis (22/5), Paus mengungkapkan kepeduliannya terhadap penderitaan kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang sakit.
Ia menegaskan permohonannya agar pengiriman bantuan yang layak segera diizinkan masuk ke wilayah yang kini menjadi medan pertempuran sengit.
“Saya mengulangi seruan tulus dari hati saya agar akses bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza segera dibuka,” ujar Paus Leo XIV, dikutip dari kantor berita Sputnik.
Lebih lanjut, Paus juga mengecam keras aksi pengepungan dan serangan tanpa henti yang dilakukan oleh militer Israel terhadap wilayah yang dikenal sebagai salah satu kantong terpadat di Palestina tersebut. Ia mendesak penghentian operasi militer demi menyelamatkan nyawa warga sipil.
“Operasi militer ini telah menelan biaya kemanusiaan yang sangat besar. Anak-anak, orang tua, dan mereka yang sakitlah yang paling menderita,” lanjutnya, seperti dikutip dari Antara.
Sejak 18 Maret 2025, Israel kembali menggencarkan serangan militernya ke Gaza. Alasan yang dikemukakan adalah penolakan Hamas terhadap proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat, yang masa berlakunya telah berakhir pada 1 Maret lalu.
Di awal bulan itu pula, Israel disebut telah menghentikan pasokan listrik ke fasilitas penyulingan air laut di Gaza dan menutup akses masuk bagi truk-truk pembawa bantuan kemanusiaan. Dalam beberapa hari terakhir, serangan besar-besaran dilaporkan terus berlangsung, dengan jumlah korban jiwa yang mencapai ratusan orang setiap harinya.
Kondisi ini memicu kekhawatiran berbagai pihak, termasuk Vatikan, yang menuntut adanya langkah konkret untuk menghentikan eskalasi kekerasan dan membuka jalan bagi bantuan bagi warga sipil yang menjadi korban.