JCCNetwork.id- Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi melarang instansi pemerintah dan swasta untuk memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta organisasi masyarakat (ormas). Kebijakan ini diambil untuk menekan maraknya aksi premanisme yang berkedok meminta THR menjelang Idulfitri.
Dalam keterangannya, Dedi menegaskan bahwa aksi pemaksaan dalam bentuk apa pun tidak boleh dibiarkan. Ia meminta kepolisian untuk bertindak tegas terhadap pihak yang melakukan aksi premanisme demi menghindari potensi konflik dan korban jiwa.
“Seluruh instansi pemerintah dan swasta tidak lagi mengeluarkan THR pada siapapun, dan tidak ada orang yang minta THR,” ujar Dedi, dalam program Metro Pagi Primetime Metro TV, Sabtu, 22 Maret 2025.
Gubernur menambahkan bahwa jika tindakan ini tidak segera ditertibkan, dikhawatirkan praktik serupa akan semakin meningkat. Ia menegaskan pentingnya menjaga ketertiban dan kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadan.
Di sisi lain, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) juga menyatakan akan mengambil langkah tegas terhadap ormas yang terlibat dalam aksi pemalakan atau pemerasan terhadap pelaku usaha dengan dalih meminta THR. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, menegaskan bahwa segala bentuk premanisme yang mengatasnamakan ormas tidak akan ditoleransi.
“Sesuai komitmen Kapolri, Polri akan menindak tegas aksi premanisme berkedok ormas. Tidak boleh ada oknum yang menggunakan nama ormas untuk melakukan pemerasan, pungutan liar, atau aksi yang merugikan dunia usaha serta menghambat investasi,” kata Trunoyudo, yang dikutip Sabtu, 15 Maret 2025.
Polri mengimbau masyarakat dan dunia usaha untuk melaporkan jika mengalami intimidasi atau pemerasan terkait permintaan THR oleh pihak yang tidak berwenang. Pihak kepolisian akan menindaklanjuti setiap laporan demi menjaga ketertiban dan keamanan selama Ramadan hingga Idulfitri.
Langkah tegas dari pemerintah dan kepolisian ini diharapkan dapat menciptakan situasi yang lebih kondusif, serta mencegah praktik pemerasan yang kerap terjadi setiap menjelang hari raya.