JCCNetwork.Id – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Sabtu (8/2/2025) pagi. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan terjadi pada pukul 05.41 WIB dengan lontaran abu vulkanik mencapai ketinggian 400 meter dari puncak kawah Jonggring Saloko.
Dalam rekaman CCTV yang terpasang di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, terlihat kubah lava Gunung Semeru memuntahkan asap tebal yang mengandung abu vulkanik. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah utara.
Petugas Pos Pantau PVMBG, Ghufron Alwi, dalam laporan resminya menyebutkan bahwa erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 22 milimeter dan berlangsung selama 133 detik. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai dampak langsung dari aktivitas vulkanik tersebut. Namun, status Gunung Semeru tetap berada pada level II atau Waspada.
“Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimal 22 milimeter dengan durasi 133 detik,” tulis Ghufron Alwi, petugas Pos Pantau PVMBG dalam laporan tertulisnya.
PVMBG mengimbau masyarakat di sekitar lereng Gunung Semeru untuk tetap waspada dan menjaga jarak aman. Warga dilarang beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak gunung guna menghindari potensi bahaya hujan abu yang dapat mengarah ke permukiman.
“Untuk selalu waspada potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai ataupun lembah yang berhulu ke puncak Gunung Semeru,” tulisnya.
Selain itu, warga juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai aliran lahar, terutama di sekitar Besuk Kobokan, karena berisiko terdampak awan panas. PVMBG menegaskan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 13 kilometer dari puncak.
“Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan,” tulisnya.
Selain itu, dengan meningkatnya curah hujan di kawasan puncak, masyarakat diminta mewaspadai kemungkinan terjadinya banjir lahar hujan yang dapat mengalir melalui sungai-sungai di sekitar gunung.
Hingga saat ini, tim pemantau terus melakukan pengawasan terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru. Pemerintah daerah dan BPBD Lumajang juga bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan adanya peningkatan status atau dampak yang lebih luas dari erupsi tersebut.