JCCNetwork.id- Kasus penganiayaan yang dialami seorang dokter koas di sebuah kafe di Palembang akhirnya menemui titik terang. Kepolisian Daerah Sumatera Selatan berhasil mengungkap motif di balik tindakan brutal yang dilakukan oleh pelaku berinisial FD.
“Motifnya adalah pelaku FD kesal melihat korban seperti tidak merespons ibu teman korban, yakni Lina Dedy. Pelaku sudah kerja 20 tahun pada ibu teman korban dan bila kita melihat memang pelaku secara spontan menganiaya korban,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumsel Komisaris Besar Polisi M. Anwar Reksowidjojo saat konferensi pers.
Ia mengatakan bahwa pelaku yang sudah ditetapkan sebagai tersangka melakukan penganiayaan secara spontan tanpa diperintah Lina Dedy.
Kasus ini bermula dari konflik antara korban, seorang dokter koas, dengan Lina Dedy, ibu dari teman korban yang berinisial Lady. Persoalan muncul ketika Lady dijadwalkan bertugas jaga pada malam tahun baru. Lina Dedy, yang tidak setuju dengan jadwal tersebut, mencoba menekan korban untuk mengubah jadwal tugas Lady.
Ketegangan memuncak ketika korban bertemu dengan Lina Dedy dan pelaku FD di sebuah kafe. Dalam pertemuan itu, FD merasa korban tidak menunjukkan sikap hormat atau respons yang dianggap pantas terhadap Lina Dedy. Kekesalan inilah yang memicu FD melakukan penganiayaan secara spontan.
Meski FD telah ditetapkan sebagai tersangka, sejumlah pertanyaan masih mengemuka. Benarkah tindakan FD murni spontan, atau adakah pengaruh tekanan psikologis dari majikannya? Bagaimana dengan intimidasi yang dilakukan Lina Dedy terhadap korban? Apakah ini hanya puncak gunung es dari budaya kekerasan terselubung dalam lingkungan kerja informal?