JCCNetwork.id-Dunia maya dikejutkan oleh kabar duka meninggalnya YouTuber mukbang asal China, Pan Xiaoting. Gadis berusia 24 tahun ini dilaporkan menghembuskan napas terakhirnya saat sedang melakukan siaran langsung, diduga akibat makan berlebihan.
Menurut laporan dari UNILAD, hasil autopsi menunjukkan kondisi perut Xiaoting yang sangat memprihatinkan. Perutnya penuh dengan makanan yang tidak tercerna setelah dia mengonsumsi 10 kilogram makanan dalam waktu 10 jam. Kerusakan pada perutnya menyebabkan makanan dan asam lambung bocor ke bagian abdomen, yang kemudian berujung fatal.
Pan Xiaoting telah beberapa kali mendapat perawatan di rumah sakit karena masalah kesehatan yang serius, termasuk pendarahan gastrointestinal. Namun, dia tetap melanjutkan aktivitas mukbang ekstremnya. Meskipun pemerintah China telah menerapkan regulasi untuk membatasi kegiatan streamer yang makan berlebihan, banyak yang tetap melanggar aturan tersebut. Streamer yang melanggar dapat dikenai denda karena aktivitas mukbang tanpa tanggung jawab dianggap dapat membahayakan kesehatan.
“Video mukbang berpusat di sekitar konsumsi dan kesenangan, berpotensi memperkuat siklus makan berlebihan atau hubungan makanan yang tidak sehat,” kata Dr. Andrew Harris, psikolog dari Nottingham Trent University.
Meski beberapa penelitian menunjukkan bahwa menonton video mukbang dapat meredakan rasa kesepian, konsumsi berlebihan terhadap video ini juga dapat memperburuk kesepian dengan menggantikan interaksi sosial nyata dengan interaksi virtual yang lebih dangkal.
Kasus kematian Pan Xiaoting ini bukanlah yang pertama kali mengundang perhatian publik terhadap bahaya mukbang. Sebelumnya, Nicholas Perry, yang dikenal dengan nama Nikocado Avocado, seorang YouTuber asal Amerika Serikat, juga disorot karena lonjakan berat badannya yang mengkhawatirkan akibat mukbang.
Peristiwa tragis ini menyoroti bahaya dari kegiatan mukbang ekstrem dan pentingnya meningkatkan kesadaran akan kesehatan dalam pembuatan konten digital. Dengan adanya kejadian ini, diharapkan para content creator dapat lebih bijaksana dalam memproduksi konten, mengutamakan kesehatan dan keselamatan diri sendiri.