JCCNetwork.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara baru telah mencapai progres sekitar 15% hingga saat ini.
Partai NasDem pun memahami bahwa pembangunan proyek sebesar itu memang memerlukan waktu yang cukup panjang.
“Jadi jika Presiden menyampaikan pembangunan IKN baru 15% ya wajar saja, mungkin yang sudah selesai adalah gedung parlemen, Istana Presiden dan Wakil Presiden. Harus diakui bahwa ini proyek ambisius Presiden dan pembangunannya tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan,” ujar Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, Rabu (17/7/2024), dikutip.
Irma juga menyoroti tantangan yang dihadapi, termasuk cuaca yang tidak dapat diprediksi yang dapat menghambat kelancaran proyek pembangunan.
Ia juga membandingkan proyek IKN dengan perpindahan ibu kota di negara lain seperti Malaysia dan Australia yang tidak membangun kota baru secara menyeluruh seperti yang dilakukan Indonesia.
“Membangun ibu kota baru dari nol memang tidak gampang, beda dengan perpindahan ibu kota Malaysia dari Kuala Lumpur ke Putra, di mana Putrajaya adalah provinsi yang sudah jadi dan tinggal mengembangkan saja. Demikian juga halnya perpindahan ibu kota Australia dari Melbourne ke Canberra, juga dari Rio de Janeiro ke Brasilia,” imbuh Irma.
“Sejak awal UU perpindahan Ibu kota negara dari Jakarta ke IKN di setujui DPR, saya yakin pasti pembangunannya akan memakan waktu lama karena dibangun dari nol dan membutuhkan anggaran yang sangat besar,” sambungnya.
Menyikapi ekspektasi publik, Jokowi mengingatkan bahwa proses pembangunan IKN tidak akan selesai dalam waktu singkat.
Mengingat, proyek ini dimulai dari nol dan membutuhkan investasi yang besar, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Paling nanti 17 Agustus itu paling dihitung semuanya secara keseluruhan mungkin ya 15%. Ini masih memerlukan investasi, masih memerlukan investor dari dalam maupun luar,” ucap Jokowi.