Geng Bersenjata Bantai 110 Lansia di Cite Soleil

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id-Sebanyak 110 orang lanjut usia tewas dalam serangkaian pembantaian yang terjadi akhir pekan lalu di kawasan kumuh Cite Soleil, Haiti.

Aksi brutal ini diduga dilakukan oleh geng bersenjata atas perintah pemimpin geng Wharf Jeremie, Monel “Mikano” Felix.

- Advertisement -

“Anak Felix meninggal pada Sabtu sore,” terang RNDDH.

Menurut laporan Jaringan Pembela Hak Asasi Manusia Nasional (RNDDH), pembantaian dimulai setelah anak Felix jatuh sakit dan meninggal dunia.

Seorang pendeta Voodoo yang dimintai nasihat menuduh sejumlah lansia di kawasan tersebut menggunakan ilmu sihir untuk mencelakai anaknya.

- Advertisement -

Tuduhan itu memicu Felix memerintahkan pembunuhan massal terhadap para korban.

Dalam laporan yang dikutip Reuters, Minggu (8/12/2024), RNDDH mengungkapkan bahwa pembantaian terjadi pada Jumat dan Sabtu.

Sebanyak 60 orang dibunuh pada Jumat, sementara 50 korban lainnya tewas sehari setelahnya.

Para anggota geng menggunakan senjata tajam seperti parang dan pisau untuk melancarkan aksinya.

Kondisi Mencekam di Cite Soleil

Cite Soleil, kawasan miskin yang terletak dekat pelabuhan ibu kota Port-au-Prince, menjadi lokasi pembantaian mengerikan tersebut.

Kawasan ini dikenal sebagai salah satu daerah paling keras di Haiti, dengan kontrol ketat oleh geng yang membatasi penggunaan ponsel warga, sehingga sulit mendapatkan informasi yang akurat mengenai kejadian tersebut.

Felix sendiri bukan sosok asing di dunia kriminal Haiti.

Pada 2022, ia dilarang memasuki Republik Dominika.

Geng yang dipimpinnya diperkirakan memiliki sekitar 300 anggota dan juga beroperasi di wilayah Fort Dimanche dan La Saline.

Serangkaian Pembantaian di Haiti

Haiti telah lama menghadapi kekerasan oleh geng bersenjata.

Pada Oktober 2024, sedikitnya 115 orang tewas di Pont-Sonde, wilayah lumbung pangan negara tersebut.

Pembantaian itu dilakukan oleh geng Gran Grif sebagai pembalasan atas warga yang mendukung kelompok bela diri lokal.

Di kawasan La Saline, pada November 2018, setidaknya 71 warga sipil tewas dalam pembantaian serupa, sementara ratusan rumah dibakar.

Jimmy “Barbecue” Cherizier, seorang mantan polisi yang kini memimpin aliansi geng Viv Ansanm, diduga terlibat dalam peristiwa itu dan telah dijatuhi sanksi oleh PBB.

Pemerintah Haiti dalam Krisis

Pemerintah Haiti terus berjuang mengendalikan kekuatan geng yang kian merajalela, terutama di ibu kota dan sekitarnya.

Permintaan bantuan keamanan internasional sejak 2022 hingga kini belum sepenuhnya terwujud.

Misi keamanan PBB yang baru-baru ini disetujui masih kekurangan sumber daya.

Dorongan untuk menjadikan misi tersebut sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB juga terhambat oleh penolakan di Dewan Keamanan, terutama dari China dan Rusia.

Sementara itu, warga Haiti terus hidup dalam bayang-bayang kekerasan yang semakin memburuk.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

BMKG Ingatkan Warga Riau Waspadai Hujan Lebat dan Longsor

JCCNetwork.id-Pekanbaru arus lalu lintas pada ruas jalan lintas Riau-Sumbar di Km 106-107, Desa Tanjung Alai, Kampar, kini telah kembali normal setelah dilakukan pembukaan dua...

BERITA TERBARU

EKONOMI

TERPOPULER