JCCNetwork.id- Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi agar harga tiket pesawat dapat turun sebelum musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Hal ini disampaikan Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Dwi Marhen Yono, di sela-sela acara KAI Expo 2024 di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Sabtu (16/11/2024).
“Kemarin Pak Presiden minta pokoknya Nataru sudah harus ada penurunan (harga tiket pesawat), bagaimanapun upayanya,” ucap Dwi di sela-sela acara KAI Expo 2024 di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Sabtu (16/11/2024).
Dwi menjelaskan bahwa harga tiket pesawat yang tinggi saat ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran. Permintaan penerbangan, menurutnya, telah kembali seperti masa sebelum pandemi, namun ketersediaan pesawat belum pulih sepenuhnya.
“Memang ada faktor jumlah pesawat kita belum normal jumlahnya, kemarin Pak Erick (Menteri BUMN) sudah memerintahkan ke jajaran untuk menambah pesawat, bukan kendala uang, tapi kendala indent di perusahaan pabriknya,” tuturnya.
Faktor lain yang memperkuat tingginya harga tiket adalah upaya maskapai untuk memulihkan modal yang tergerus selama pandemi. Dwi mencontohkan, meskipun tarif batas bawah (TBB) tiket pesawat berada di angka Rp1 juta, maskapai cenderung menetapkan harga lebih tinggi.
“Saya buka di sini ketika TBA (tiket batas atas) Rp2 juta pak, tarif batas bawahnya Rp1 juta, lalu Garuda pasti ngambil Rp2 juta, akhirnya Lion Group mengambil Rp1,8 juta, tidak ke Rp1,2 juta,” ucapnya.
“Saya tanya, kenapa kok ndak Rp1,2 juta? Kemarin utang kita pandemi masih banyak pak, kita jual Rp1,8 saja laris pak, karena enggak ada pilihan lagi,” katanya.
Menurut kajian Kemenpar, jika harga tiket pesawat bisa kembali setara dengan masa sebelum pandemi, jumlah perjalanan wisata domestik diprediksi meningkat hingga 30 persen. Saat ini, pergerakan wisata domestik telah naik sekitar 20 persen, dan penurunan harga tiket diharapkan dapat mendorong kenaikan lebih lanjut.
“Kita sudah membuat kajian, kalau tiket ini relatif terjangkau seperti pre-covid, itu kira-kira bisa meningkat 10 persen lagi pergerakan ini, kalau sekarang kan ada peningkatan 20 persen, kalau tiket turun itu pasti bisa 30 persen kenaikan kita,” ujar Dwi.
“Kalau kita ke Bali sekarang Rp1,4 juta, sebelum pandemi kan cuma Rp700.000. Kalau harganya sama seperti sebelum pandemi kita bisa naik 10 persen,” tuturnya.
Instruksi Presiden Prabowo ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mencari solusi konkret guna menurunkan harga tiket pesawat. Dengan libur Nataru yang semakin dekat, langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sektor pariwisata dan ekonomi domestik.