JCCNetwork.id-Kasus pembunuhan tragis yang terjadi di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menyisakan duka dan trauma bagi keluarga korban. Peristiwa ini mengungkapkan kisah pilu seorang wanita bernama Hertalina Simanjuntak (46), yang harus meregang nyawa di tangan suaminya sendiri, Agus Herbin Tambun (47). Insiden terjadi pada Sabtu (2/11), saat Hertalina tengah menikmati momen kebersamaan dengan keluarganya sambil bernyanyi live di Facebook. Peristiwa yang disaksikan secara langsung oleh banyak orang ini pun menjadi sorotan luas di masyarakat
Malam itu, Hertalina terlihat bahagia. Dalam video yang beredar luas, tampak ia tengah duduk bersama seorang wanita yang ikut bernyanyi bersamanya di salah satu sudut rumah. Sambil tersenyum dan bernyanyi, Hertalina sama sekali tidak menyadari bahaya yang mengancam. Di balik momen kebahagiaan tersebut, kematian sudah menanti di dekatnya.
Tiba-tiba, tanpa aba-aba, Agus Herbin Tambun muncul dari arah belakang. Ia melangkah mendekati Hertalina dengan cepat, dan tanpa memberikan kesempatan, ia langsung melancarkan serangan brutal. Pisau di tangannya terhunus tajam, dan ia menghujamkan pisau tersebut berkali-kali ke tubuh Hertalina. Serangan membabi buta ini membuat wanita yang berada di samping Hertalina menjerit ketakutan, memperingatkan orang-orang di sekitar untuk segera bertindak.
Video yang beredar memperlihatkan jelas momen mengerikan tersebut. Agus tanpa ragu menghujamkan pisau yang ia bawa ke arah perut, dada, dan tangan istrinya. Dalam sekejap, suasana yang semula penuh tawa dan nyanyian berubah menjadi kepanikan dan ketakutan. Orang-orang yang berada di lokasi segera berlari mendekat untuk menghentikan aksi Agus. Namun, serangan mendadak tersebut membuat mereka tak dapat menyelamatkan Hertalina dari nasib buruk yang telah menantinya.
Setelah serangan itu, Hertalina segera dilarikan ke Rumah Sakit Chevani Tebing Tinggi dengan kondisi kritis. Namun, luka yang dideritanya terlalu parah. Tim medis yang berusaha keras memberikan perawatan intensif tak mampu menyelamatkan nyawanya. Akhirnya, Hertalina dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit. Keluarga yang terpukul kemudian membawa jenazahnya ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi untuk dilakukan visum guna melengkapi proses penyelidikan.
“Keluarga kemudian membawa jenazahnya ke Rumah Sakit Bhayangkara Tebing Tinggi untuk dilakukan visum,” sebutnya.
Pihak kepolisian bergerak cepat dalam menangani kasus ini. Berdasarkan keterangan AKP Donny P. Simatupang, Kasat Reskrim Polres Sergai, penangkapan terhadap pelaku dilakukan pada Minggu pagi (3/11). Agus ditangkap di rumah salah satu kerabatnya di Dusun II, Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban. Polisi juga berhasil mengamankan pisau yang digunakan sebagai alat untuk menghabisi nyawa sang istri.
Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa Agus termotivasi oleh rasa cemburu yang mendalam. Ia merasa sakit hati karena mencurigai bahwa istrinya masih berkomunikasi dengan mantan suaminya. Dugaan adanya perselingkuhan menjadi alasan utama bagi Agus untuk melakukan tindakan keji tersebut.
“Iya (tengah live),” kata Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Donny P Simatupang.
“Korban sedang bersenang-senang bersama keluarganya di rumahnya, menikmati musik sambil berkaraoke. Namun, tiba-tiba terduga pelaku yang dikenal sebagai suami Hertalina muncul, mengambil sebilah pisau dari meja. Pelaku menikamnya sebanyak lima kali,” kata Donny
“Dalam pemeriksaan, pelaku mengaku bahwa tindakannya didorong oleh sakit hati dan cemburu, merasa bahwa Hertalina sering berhubungan dengan mantan suaminya. Dia juga menjelaskan bahwa pisau yang digunakannya adalah milik Hertalina, yang biasa digunakan untuk memotong jeruk,” kata Donny.
Kasus pembunuhan ini menyentuh hati banyak orang. Bukan hanya karena kejadiannya yang tragis, tetapi juga karena peristiwa tersebut disaksikan secara langsung oleh penonton live streaming Facebook. Banyak yang menyayangkan tindakan brutal tersebut dan mengingatkan pentingnya mengelola emosi dalam hubungan. Fenomena kecemburuan yang berujung pada tindak kekerasan dalam rumah tangga menjadi sorotan dan pembelajaran bagi masyarakat.
AKP Donny P. Simatupang juga menekankan pentingnya penanganan serius terhadap kasus kekerasan dalam rumah tangga
Kepolisian berharap agar masyarakat lebih peka dalam mengenali tanda-tanda bahaya dalam hubungan dan melaporkannya jika diperlukan.
Kasus ini akan terus diselidiki untuk memastikan keadilan bagi korban, dan menjadi peringatan bagi siapa pun untuk tidak membiarkan emosi merusak keharmonisan keluarga.