Bahlil Tegaskan Pengurangan Batubara Demi Target Net Zero Emission

BACA JUGA

OLAHRAGA

TECHNOLOGY

HIBURAN

JCCNetwork.id- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa pemanfaatan batubara sebagai sumber energi harus selaras dengan komitmen Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE).

Ia menyebutkan bahwa pemerintah akan mengurangi penggunaan batubara secara bertahap, serta menerapkan teknologi Clean Coal Technology (CCT) pada pembangkit listrik yang masih berjalan.

- Advertisement -

“Seiring dengan upaya Indonesia menuju net zero, kami berkomitmen untuk memastikan keamanan pasokan energi dalam negeri tetap terjaga,” ungkap Bahlil dalam keterangannya, dikutip, Rabu (11/9/2024).

Menurutnya, meskipun batubara masih memiliki peran penting dalam bauran energi nasional, fokus akan diarahkan pada penerapan teknologi ramah lingkungan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

“Batubara akan tetap memiliki perannya sesuai dengan bauran energi kita. Namun menuju net zero akan didukung oleh kebijakan, investasi, dan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) ramah lingkungan,” imbuhnya.

- Advertisement -

Saat ini, pemerintah tengah merancang peta jalan untuk mempensiunkan dini sejumlah PLTU, sesuai dengan Perpres 112 Tahun 2022 yang mengatur percepatan pengembangan energi terbarukan.

Sebanyak 13 PLTU direncanakan akan dipensiunkan secara bertahap, dengan tetap menjaga stabilitas pasokan listrik dan mencegah kenaikan harga.

Bahlil juga menjelaskan bahwa teknologi CCT, seperti supercritical dan ultra-supercritical, sudah diterapkan pada tujuh PLTU batubara yang beroperasi dengan total kapasitas mencapai 5.455 MW. Di antaranya adalah PLTU Cirebon, PLTU Paiton 3, dan PLTU Cilacap 3.

Selain itu, pemerintah berencana mengembangkan PLTU dengan teknologi ultra-supercritical di sembilan lokasi di Pulau Jawa, yang diharapkan akan beroperasi hingga 2028. Langkah ini akan menyumbang sekitar 37,43 persen dari total perencanaan PLTU batubara di Indonesia.

Bahlil juga mendorong implementasi cofiring, yakni mencampurkan bahan bakar batubara dengan biomassa, mengingat potensi besar Indonesia dalam pengembangan energi ini, terutama dari perkebunan sawit. Upaya ini dinilai efektif untuk mengurangi emisi dari PLTU.

Namun, Bahlil menekankan bahwa pengurangan penggunaan batubara harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat 60 persen pembangkit listrik di Indonesia masih bergantung pada sumber energi ini.

“Oleh karena itu, pemerintah menyadari bahwa pengurangan penggunaan batubara sebagai sumber energi utama di Indonesia perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian,” pungkasnya.

- Advertisement -

BACA LAINNYA

Rudy Mas’ud-Seno Aji Unggul di Survei, Isran Noor-Hadi Mulyadi Kalah Telak

JCCNetwork.id- Timur Barat Research Center (TBRC) merilis hasil survei tingkat elektabilitas dua pasangan calon kepala daerah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan berlaga di...

BERITA TERBARU

EKONOMI