JCCNetwork.Id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan ketersediaan stok makanan untuk warga enam desa di Kabupaten Halmahera Barat, yang mengungsi akibat erupsi Gunung Ibu, dalam kondisi aman. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, menyatakan pada Selasa (21/1) bahwa stok makanan di lokasi pengungsian cukup untuk kebutuhan satu minggu ke depan.
Raditya menegaskan bahwa stok makanan akan terus diperbarui sesuai kebutuhan. Jika terdapat kekurangan, pasokan akan segera ditambah ke dapur umum yang telah disiapkan.
“Untuk kebutuhan makanan yang akan dibagikan bentuk nasi bungkus itu setiap hari dimasak sebanyak 1.500 bungkus dan dibagikan tiga kali sehari bagi warga yang berada di lokasi pengungsian,” ujar Raditya.
Ia menambahkan, kualitas makanan menjadi perhatian utama agar asupan gizi para pengungsi tetap terjaga.
“Kita sudah sampaikan ke petugas dapur yang ditangani personel TNI dan Kementerian Sosial melalui Tagana jika memasak harus disertai dengan bahan makanan lokal agar warga terdampak di lokasi pengungsian tidak mengeluh, karena sesuai dengan harapan mereka,” kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB ini.
Berdasarkan data Posko Tanggap Darurat Erupsi Gunung Ibu pada Senin (20/1) pukul 18.00 WIT, jumlah pengungsi mencapai 1.067 jiwa dari enam desa di Kecamatan Tabaru. Angka ini meningkat setelah petugas gabungan mengevakuasi tambahan 403 orang pada hari yang sama.
Pemkab Halmahera Barat telah menetapkan status tanggap darurat penanganan erupsi Gunung Ibu selama 14 hari sejak 15 Januari. Penetapan ini dilakukan seiring peningkatan status Gunung Ibu dari Level III Siaga menjadi Level IV Awas.
Dengan situasi darurat ini, BNPB bersama pemerintah daerah, TNI, Polri, dan relawan terus berupaya memberikan bantuan terbaik bagi para pengungsi. Sementara itu, dapur umum di lokasi pengungsian diharapkan dapat terus memenuhi kebutuhan logistik para korban bencana hingga situasi kembali normal.