JCCNetwork.id – Ketua Umum Perjuangan Rakyat Nusantara (Pernusa), Kanjeng Pangeran Norman menilai, dua periode Presiden Jokowi mengalami kemajuan di berbagai bidang. Namun, ada segelintir pihak yang iri hati dan berusaha menyerang Jokowi dengan berbagai cara.
“Jadi ada orang sakit hati saja karena melihat keberhasilan Pak Jokowi selama dua periode. Sehingga diserang pribadinya dan keluarganya dengan berbagai isu,” kata Kanjeng Pangeran Norman saat Podcast bertajuk 2 Periode Jokowi Jadi Persiden, RI Banyak Perubahan yang digelar Koma.id, Jakarta Selatan, Jumat (4/10/2024).
Dikatakan, kritik kepada keluarga Jokowi di akhir masa jabatan, hal yang wajar. Namun, dia mensinyalir, isu ini diproduksi dan diamplifikasi untuk mengacaukan keadaan.
“Sebab, Pak Jokowi dan Pak Prabowo mulus dalam masa transisi ini. Saya pikir serangan dan hantaman itu akan berakhir setelah lengser,” ujarnya.
Disisi lain, lanjut di, ada pihak atau kelompok sakit hati yang berupaya untuk menyerang pribadi Jokowi maupun keluarganya dari berbagai isu, mulai dari jet pribadi Kaesang hingga Fufufafa.
“Itu kelompok sakit hati saja. Siapa orang besar di negara ini yang gak pernah naik jet pribadi, Surya Paloh, megawati. Kenapa ini kaesang aja? Berarti ini kan sudah mengarah ke pribadi, dan tujuannya sentimennya untuk mengganggu keluarga pak Jokowi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pegiat Medsos, Jhon Sitorus menyerang anak Presiden Jokowi Kaesang Pangarep dengan menyuarakan kritik soal Jet Pribadi. Selain itu, Amien Rais juga melontarkan kritik kepada Presiden Jokowi dengan menyebut Presiden terburuk di Indonesia.
Kendati demikian, dia sangat yakin, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, 20 Oktober nanti, akan berjalan lancar.
Kanjeng Norman melihat, beragam aksi-aksi unjuk rasa yang direncanakan, tak akan mempengaruhi proses transisi kepemimpinan Jokowi ke Prabowo.
“Biarkan saja kalau ada pihak yang coba mengganggu proses pelantikan. Mereka hanya mencari perhatian, kelompoknya pun kecil,” tegasnya.
Dia pun menyakini aparat keamanan, terutama TNI dan Polri telah memitigasi situasi dan bakal menjaga stabilitas nasional. Selain itu, aksi yang mengancam keamanan, tegas dia, bertentangan dengan kehendak rakyat Indonesia.
Kanjeng Norman juga mengingatkan, Indonesia adalah negara hukum. Aksi yang mengacau keamanan, jelas bukan ciri demokrasi yang beradab.
“Itu pilihan rakyat, karenanya jika ada yang menggagalkan, akan berhadapan dengan rakyat. Bahkan, 85 persen partai politik sudah mendukung Prabowo-Gibran,” pungkas Norman.