JCCNetwork.id- Berita mengenai pengunduran diri Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar serta Jusuf Hamka dari kepengurusan partai telah mengundang perhatian berbagai kalangan, termasuk Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok. Sebagai Ketua DPP Bidang Perekonomian PDIP, Ahok mengungkapkan kesedihan mendalam atas keputusan dua tokoh besar ini yang memilih untuk mundur dari posisinya di Partai Golkar.
“Ya, saya agak sedih juga,” ujar Ahok di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Ahok, yang juga dikenal sebagai mantan Gubernur DKI Jakarta, menyampaikan perasaannya tersebut di Kantor DPP PDIP yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 14 Agustus 2024. Ia menilai bahwa baik Airlangga Hartarto maupun Jusuf Hamka adalah sosok kader partai yang penuh dedikasi dan loyalitas. Khususnya Jusuf Hamka, yang merupakan sahabat dekat Ahok, dianggap sebagai figur yang sangat setia dalam menjalankan tugas-tugas partai.
“Saya kira yang paling dibutuhkan adalah loyalitas. Apa yang sebenarnya diharapkan dari seseorang selain kesetiaan? Itu yang diharapkan. Kita punya integritas dan diharapkan kita juga setia,” tandas Ahok.
Ahok juga menambahkan bahwa di tengah dinamika politik yang terus berkembang, kesepakatan dan kebersamaan menjadi pondasi utama bagi setiap partai politik.
“Kalau kita masih sepakat, kita bisa berjalan bersama. Saya kira itu yang ditunjukkan oleh Jusuf Hamka,” tambah Ahok.
Keputusan Airlangga Hartarto untuk mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar diumumkan pada Sabtu, 10 Agustus 2024. Langkah ini diambil dengan tujuan menjaga soliditas internal partai serta memastikan transisi pemerintahan yang stabil pada Oktober 2024 mendatang. Sebagai penggantinya sementara, Partai Golkar menunjuk Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum. Partai ini juga telah merencanakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) serta Musyawarah Nasional (Munas) yang akan dilangsungkan pada 20 Agustus 2024 mendatang untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
Di sisi lain, Jusuf Hamka, yang juga dikenal dengan julukan Babah Alun, menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan dan sebagai kader Partai Golkar dengan alasan yang berbeda. Ia mengaku merasa dunia politik semakin tidak sehat dan ingin lebih fokus pada keluarganya. Keputusan ini menambah dinamika dalam tubuh Partai Golkar, yang kini harus menghadapi tantangan dalam menjaga stabilitas di tengah pergantian kepemimpinan.
Kabar pengunduran diri dua tokoh ini tidak hanya mengguncang internal Partai Golkar, tetapi juga mempengaruhi peta politik nasional menjelang transisi pemerintahan yang krusial. Dengan adanya pergeseran kepemimpinan di partai sebesar Golkar, publik menantikan bagaimana partai ini akan beradaptasi dan terus berperan dalam lanskap politik Indonesia ke depannya.