JCCNetwork.id- Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta menyoroti aksi penyaderaan pilot Philips Mark yang saat ini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
“Yang menarik peristiwa terakhir, penyanderaan pilot. Pak Panglima TNI kan sempet bercerita kok disandera kok keliatan seperti santai seperti tak disandera gitu lho,” kata Stanislaus dalam podcast Koma.id, berjudul ‘KKB Papua Makin Berulah, Siapa Bermain di Bumi Cendrawasih?’ Selasa (21/3/2023).
“Ada apa ini? Bukan seperti orang yang disandera, bukan seperti orang yang dalam sedang dalam tekanan tapi dia biasa saja,” ungkapnya lagi.
“Kalau intelijen melihat kan tidak semudah itu oh ini lagi disandera, tidak dong. Dipelajari. Kok ini santai-santai aja, apakah dia (korban sandera) termasuk salah satu yang bermain? Atau dia murni korban?,” sambungnya.
Stanislau yang juga lulusan Universitas Indonesia ini menegaskab bahwa apapun itu ketika berbicara soal Papua, harus dalam satu konteks bahwa apapun yang dibicarakan, didiskusikan, Papua tetap menjadi NKRI tidak ada opsi selain itu.
Yang ada adalah opsi bagaimana skema pembangunan supaya kualitas hidup masyarakat Papua meningkat, itu opsinya.
Tidak ada opsi bahwa bicara dengan mereka itu ada opsi Papua merdeka.
Menurut dia, indikasi itu perlu didalami secara intensif sebagai patut dicurigai mengenai kondisi korban sandera yang saat ini masih di dalam genggaman KKB tersebut.
“Ini kan masih indikasi ya, Pak Panglima TNI kan menyatakan bahwa pilotnya tidak seperti orang di bawah tekanan. Orang juga melihat kok semudah itu, penculikan kok semudah itu dia diculik kemudian penumpangnya dibebasin, kok hanya dia orang asing yang diculik, pakaian bersih, tubuhnya juga sehat seperti orang yang dalam tidak dalam tekanan,” jelas dia.
“Ada apa ini? Apakah ada sesuatu? Apakah dia murni korban penculikanatau dia sebenarnya aktor? Ini yang harus diselidiki oleh intelijen untuk memastikan sebebarnya negara kita, NKRI, termasuk Papua jangan sampai diobok-obok dimainkan oleh pihak lain. Tapi kalau ternyata dia tidak murni korban, dia bagian dari aktor, wah ini bahaya,” tukasnya.