JCCNetwork.id-Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Jawa Timur kembali menunjukkan intensitas tinggi. Dalam periode 24 jam pada Minggu (8/6), tercatat 38 kali gempa letusan atau erupsi. Laporan ini disampaikan oleh Ghufron Alwi, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, melalui laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Senin (9/6).
Menurut Ghufron, amplitudo gempa letusan tersebut berkisar antara 10 hingga 22 mm, dengan durasi gempa antara 67 hingga 160 detik. Sementara itu, empat kali gempa hembusan turut terpantau, dengan amplitudo 4-8 mm dan durasi 33-43 detik.
Selain aktivitas letusan, tercatat pula tiga kali gempa harmonik dengan amplitudo 5-20 mm dan durasi 95-117 detik. Tiga kali gempa tektonik jauh juga terdeteksi, amplitudo 15-28 mm, S-P 13-53 detik, dan durasi 33-136 detik.
“Getaran banjir lahar hujan juga teramati pada Minggu malam, akibat hujan deras di kawasan puncak Semeru,” ungkap Ghufron. Ia menambahkan, getaran banjir tersebut terekam dua kali, dengan amplitudo 12-30 mm dan durasi antara 1.920 hingga 14.400 detik.
Secara visual, puncak Semeru tertutup kabut dengan intensitas bervariasi dari 0-II hingga 0-III, dan asap kawah tidak terlihat. Cuaca di sekitar gunung didominasi mendung hingga hujan, dengan hembusan angin lemah hingga sedang ke arah selatan, barat, dan barat laut.
Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), tercatat mengalami dua kali erupsi pada Senin dini hari. Erupsi pertama terjadi pada pukul 01.05 WIB, direkam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 116 detik. Erupsi kedua berlangsung pada pukul 03.29 WIB, juga dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 104 detik. Visual letusan pada kedua peristiwa ini tidak teramati secara langsung.
Hingga kini, status Gunung Semeru tetap berada di Level II atau waspada. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas di area sektor tenggara, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan hingga radius 13 km dari pusat erupsi.
