JCCNetwork.id- Gelombang unjuk rasa besar-besaran dari para pengemudi ojek online (ojol) bakal dilakukan pada Selasa, 20 Mei. Aksi ini tak hanya berupa demonstrasi di sejumlah titik strategis, tetapi juga akan disertai mogok massal nasional melalui pemadaman aplikasi alias offbid yang mengancam melumpuhkan layanan Gojek dan Grab di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menyatakan bahwa aksi ini merupakan hasil koordinasi intens dengan berbagai aliansi pengemudi ojol, seperti APOB, GOGRABBER, TEKAB, dan SAKOI.
Mereka menyatakan siap menurunkan sekitar 250.000 driver dari seluruh Indonesia, dengan konsentrasi massa terbesar akan memadati titik-titik vital di ibu kota seperti Kementerian Perhubungan, Istana Merdeka, dan Gedung DPR RI.
Sebelumnya, wacana penggabungan usaha antara dua raksasa transportasi online, Gojek dan Grab, memicu gelombang penolakan dari para pengemudi ojek online (ojol).
Asosiasi ojek online Garda Indonesia menyatakan sikap menolak keras rencana merger yang digagas oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan Grab tersebut.
Garda Indonesia mencatat setidaknya tiga ancaman utama dari penggabungan dua platform raksasa tersebut. Pertama, potensi pemutusan kemitraan secara masif sebagai bagian dari efisiensi korporasi.
Kedua, ketidakidealan transparansi informasi dan perlakuan terhadap mitra pengemudi, yang hingga kini masih menjadi keluhan utama. Ketiga, terbentuknya dominasi tunggal dalam industri ride-hailing yang dapat membunuh persaingan usaha secara tidak sehat.