JCCNetwork.id- Kasus pembunuhan sadis yang menewaskan satu keluarga guru di Kediri akhirnya terungkap. Polisi mengungkap motif di balik aksi keji tersebut, yang dilakukan oleh Yusak Cahyo Utomo (35), warga Kecamatan Pagu, Kediri. Yusak, yang merupakan adik kandung salah satu korban, menyimpan dendam mendalam kepada kakaknya, Kristina (34).
Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto menjelaskan bahwa dendam tersebut dipicu oleh ucapan dan perlakuan Kristina yang dianggap merendahkan pelaku. Insiden bermula ketika Yusak datang ke rumah kakaknya untuk meminjam uang. Namun, dalam pertemuan itu, Kristina sempat menegur dan memarahi pelaku, yang kemudian memicu kemarahan Yusak.
“Pelaku ini jengkel, dendam dan marah dengan korban Kristina, kakak kandungnya yang sempat memarahi pelaku saat berkunjung ke rumah korban hendak membicarakan soal uang,” ujar Bimo.
Tim Gabungan Satreskrim Polres Kediri bergerak cepat menangkap pelaku. Yusak berhasil diringkus di Lamongan pada Kamis (5/12) malam, kurang dari 24 jam setelah jenazah keluarga korban ditemukan di rumah mereka di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar.
Korban dalam kasus ini adalah pasangan suami-istri Agus Komarudin (38) dan Kristina (34), serta dua anak mereka, CAW (9) dan SPY (8). Agus, seorang guru SD di Desa Babadan, Kediri, ditemukan tewas bersama istrinya Kristina, yang juga seorang guru di SD di Kabupaten Tulungagung.
Jenazah Agus, Kristina, dan anak sulung mereka, CAW, ditemukan dalam kondisi bersimbah darah. Sementara itu, anak bungsu mereka, SPY, ditemukan dalam kondisi kritis dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Sekitar pukul 09.00 WIB, saat Supriono berupaya mengetuk pintu rumah Agus di Dusun Gondanglegi, Desa Pandantoyo, Kecamatan Ngancar, dia tidak dapat jawaban.
“Nggak bisa masuk. Wong jalannya cuma satu ini. Tapi pas ngintip dia lihat kok ada tangan dijepit pintu gitu, banyak darah. Akhirnya manggil tetangga dan lapor ke perangkat desa,” kata Karsiman menirukan pernyataan Supriono.
Bersamaan dengan penemuan jenazah, sebuah mobil Avanza putih milik korban diduga hilang dari tempat parkir. Polisi menduga mobil tersebut digunakan pelaku untuk melarikan diri setelah melakukan aksi pembunuhan.
Saat ini, polisi terus mendalami kasus ini untuk mengungkap detail lebih lanjut, termasuk rencana pelaku sebelum melakukan kejahatan. Motif dendam yang melatarbelakangi kasus ini menggambarkan dinamika keluarga yang berujung pada tragedi memilukan.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya membangun komunikasi yang sehat dalam keluarga untuk mencegah konflik yang berujung pada tindak kekerasan.