JCCNetwork.Id – Ratusan sopir truk menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk New Priok Container Terminal One (NPCT1), Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Selasa (11/2). Mereka menuntut PT Pelindo untuk menghapus pungutan masuk ke pelabuhan yang baru diberlakukan.
Koordinator Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI), Nuratmo, menyatakan bahwa pungutan tersebut memberatkan para sopir yang sebelumnya tidak perlu membayar biaya masuk.
“Kami meminta dihapuskannya pungutan masuk pelabuhan, jadi yang awalnya kita tidak bayar, sekarang bayar,” kata koordinator Keluarga Besar Sopir Indonesia (KBSI) Nuratmo di lokasi aksi.
Selain pungutan resmi, para sopir juga mengeluhkan maraknya pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh oknum di kawasan pelabuhan. Menurut Nuratmo, praktik pungli ini sudah dilaporkan kepada pihak berwenang, tetapi belum ada tindak lanjut yang jelas.
“Kalau memang kami merasa bohong, tinggal dibuka CCTV-nya. Itu ada pungutan di sini kok,” ujarnya.
“(Pungli) dari oknum-oknum pekerja di gate masuk itu, sama yang keluar,” tambahnya.
Selain pungutan, para sopir juga mengeluhkan kemacetan parah yang terjadi di sekitar terminal NPCT1. Mereka harus melewati dua gate utama, tetapi buruknya infrastruktur jalan dan kurangnya pengaturan lalu lintas menyebabkan antrean panjang setiap hari.
“Dampak kemacetan ini salah satunya adalah kami, sopir, itu dapat apa namanya, intimidasi dari preman dan segala macam. Dan di sini adalah puncak kemacetan, yang hampir setiap hari kita mengakui Jakarta itu macet. Tapi di NPCT ini tiap hari, tidak kayak pelabuhan-pelabuhan yang lain,” kata Nuratmo.
Akibat kemacetan ini, proses bongkar muat barang bisa memakan waktu hingga 15 jam, sehingga menyebabkan keterlambatan pengiriman. Hal ini kerap menimbulkan komplain dari konsumen dan menambah beban kerja sopir.
Para sopir truk berharap pihak pengelola pelabuhan segera menindaklanjuti tuntutan mereka dengan menghapus pungutan masuk, memberantas pungli, serta memperbaiki infrastruktur jalan di sekitar terminal NPCT1. Hingga saat ini, PT Pelindo belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi demonstrasi tersebut.