JCCNetwork.Id –Kecelakaan tragis melibatkan jet pribadi milik Vince Neil, vokalis legendaris band rock Mötley Crüe, terjadi di Bandara Scottsdale, Arizona, pada Senin (10/2/2025). Insiden ini mengakibatkan satu korban tewas dan tiga lainnya luka-luka, menambah deretan kecelakaan fatal yang terjadi dalam dunia penerbangan Amerika Serikat dalam beberapa minggu terakhir.
Menurut laporan resmi dari Badan Penerbangan Federal (FAA) AS, jet pribadi jenis Learjet 35A yang lepas landas dari bandara tersebut keluar jalur dan menabrak pesawat Gulfstream 200 yang sedang terparkir. Rekaman video dari lokasi kejadian memperlihatkan bagaimana Learjet 35A tergelincir dengan keras sebelum akhirnya menabrak pesawat yang terparkir di dekatnya. Kejadian ini terjadi tak lama setelah pesawat mendarat, dan tampaknya kerusakan pada roda pendaratan utama sebelah kiri menjadi penyebab utama kecelakaan tersebut.
Pejabat dari Bandara Scottsdale menyatakan bahwa insiden ini menyebabkan kerusakan parah pada Learjet 35A dan menutup bandara sementara untuk melakukan investigasi lebih lanjut. FAA mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut dimiliki oleh Chromed in Hollywood, sebuah perusahaan yang memiliki afiliasi dengan Vince Neil. Namun, pengacara sang penyanyi segera memberikan klarifikasi bahwa Neil tidak berada di dalam pesawat pada saat kejadian. Di dalam pesawat tersebut, terdapat dua pilot dan dua penumpang lainnya.
Kecelakaan ini menjadi catatan kelam lainnya dalam rangkaian tragedi penerbangan yang terjadi di Amerika Serikat dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya, pada 29 Januari 2025, sebuah pesawat penumpang Bombardier CRJ700 terlibat tabrakan fatal dengan helikopter UH-60 milik Angkatan Darat AS di dekat Washington, DC, yang menewaskan 67 orang.
Lalu, pada 31 Januari 2025, sebuah pesawat medis ambulans udara jenis Learjet 55 jatuh di Philadelphia, mengakibatkan tujuh orang tewas dan 19 lainnya mengalami luka-luka. Sebuah pesawat kecil yang membawa sepuluh orang juga hilang pada 6 Februari 2025, dalam penerbangan dari Unalakleet ke Nome, Alaska, dan puing-puingnya ditemukan di perairan es, dengan seluruh penumpang dinyatakan tewas.
Learjet 35A sendiri merupakan jet bisnis kecil yang diproduksi antara 1976 hingga 1994. Dengan jangkauan penerbangan hampir 4.500 km dan kecepatan maksimum mencapai 870 km/jam, pesawat ini telah menjadi pilihan populer di kalangan kalangan eksekutif dan selebriti. Sekitar 600 unit Learjet 35A telah diproduksi selama masa produksinya. Meskipun telah beroperasi selama beberapa dekade, pesawat jenis ini dikenal memiliki kinerja yang mengesankan di udara.
Penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti dari kecelakaan ini masih berlangsung, dengan otoritas setempat berupaya mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk mengungkap faktor-faktor yang menyebabkan insiden tragis tersebut. Para ahli penerbangan dan penyelidik diharapkan dapat memberikan penjelasan lengkap dalam beberapa waktu mendatang.
Tragedi ini semakin menambah kekhawatiran terkait keselamatan penerbangan di Amerika Serikat, yang telah diguncang oleh serangkaian kecelakaan fatal dalam beberapa waktu terakhir. Kejadian-kejadian ini memberikan peringatan penting tentang pentingnya keselamatan dan standar operasional dalam industri penerbangan yang selalu berkembang.