JCCNetwork.id- Di antara deretan perwira muda kepolisian, nama Malvino Edward Yusticia pernah muncul sebagai sosok yang berkilau. Lahir di Medan, 9 Agustus 1985, perjalanan hidupnya memperlihatkan bagaimana nilai mendasar akan kedisiplinan, tekad, dan semangat belajar mampu mengantarkan seseorang menorehkan jejak prestasi di tengah tantangan zaman.
Setelah menuntaskan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 2006, Malvino tidak berhenti sekadar menyandang pangkat. Ia memilih jalan berbeda: terus menambah ilmu.
Pada 2010, ia berhasil meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Jenderal Soedirman, sebuah bekal penting dalam memahami aspek legal dan penegakan keadilan. Tiga tahun berselang, ia menambahkan titel Sarjana Ilmu Kepolisian dari PTIK, memperdalam pemahaman serta pengetahuannya tentang strategi dan manajemen di lingkungan Polri.
Langkahnya kian gemilang ketika ia meraih kesempatan belajar di luar negeri. Tahun 2016, Malvino menuntaskan pendidikan Master of Strategic Studies di Victoria University of Wellington, Selandia Baru. Gelar internasional ini bukan hanya menambah kapasitas akademiknya, tetapi juga membuka wawasan global mengenai strategi keamanan dan pertahanan.
Bekal akademik yang lengkap menjadi pondasi kuat dalam kariernya di kepolisian. Seiring perjalanan waktu, Malvino dipercaya menduduki sejumlah posisi penting. Hingga akhirnya, ia menjabat sebagai Kasubdit 3 Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Jabatan ini bukanlah posisi biasa. Sebagai Kasubdit, Malvino berada di garda depan dalam memimpin tim, menyusun strategi, dan mengkoordinasikan langkah penindakan terhadap peredaran narkotika, yaitu salah satu tantangan global terbesar yang dihadapi dunia khususnya bagi bangsa. Kepercayaan ini mencerminkan keyakinan pimpinan terhadap kapasitas dan dedikasinya.
Apa yang membuat Malvino berbeda dari banyak perwira lain adalah kesungguhannya dalam menggabungkan teori, strategi, dan praktik. Pendidikan hukum memberinya perspektif legal yang tajam, pengalaman di kepolisian menempanya dalam pengambilan keputusan lapangan, sementara pengalaman studi di luar negeri membuka pandangannya tentang dinamika keamanan global.
Dengan kombinasi tersebut, ia dikenal sebagai sosok perwira muda yang visioner yang mampu membaca tantangan keamanan bukan hanya dari sisi teknis, tetapi juga dari dimensi sosial, hukum, dan geopolitik.
Kisah Malvino Edward Yusticia adalah cerminan bahwa seorang aparat penegak hukum tidak hanya dituntut untuk mengandalkan fisik dan keberanian, tetapi juga perlu memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan. Keberhasilannya menempuh berbagai pendidikan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri, menjadi bukti nyata bahwa pengembangan diri adalah kunci untuk menghadapi kompleksitas dunia modern.
Bagi generasi muda, terutama mereka yang bercita-cita mengabdi di bidang keamanan dan hukum, perjalanan Malvino memberikan inspirasi bahwa prestasi bukanlah sesuatu yang datang tiba-tiba, melainkan hasil dari konsistensi, tekad, dan keberanian melangkah lebih jauh.
Di balik setiap seragam yang dikenakan seorang polisi, tersimpan cerita panjang perjuangan. Ia menunjukkan bahwa seorang perwira bisa menjadi sosok yang tidak hanya berdedikasi di lapangan, tetapi juga berwawasan luas, berorientasi pada pengembangan diri dan mampu menatap tantangan dengan perspektif global.
Perjalanannya adalah sebuah pengingat bahwa pengabdian pada bangsa tidak pernah lepas dari upaya membekali diri dengan ilmu, pengalaman, dan keteguhan hati.